Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

Suku Bunga Acuan Turun, Cukupkah Dongkrak Ekonomi?

Diperbarui: 20 Januari 2025   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi suku bunga acuan. (KOMPAS/HERYUNANTO)

BI pangkas suku bunga acuan, akankah ekonomi Indonesia benar-benar membaik?

Pernahkah Anda melihat orang mendorong mobilnya yang mogok? Butuh tenaga ekstra, bukan? Nah, dalam dunia ekonomi, suku bunga bisa dianalogikan sebagai tenaga dorong tersebut. 

Ketika Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan, yang dikenal sebagai BI7DRR, ibaratnya kita memberi dorongan agar ekonomi bisa bergerak lebih cepat. 

Baru-baru ini, BI menurunkan BI7DRR sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen. Keputusan ini tentu menimbulkan harapan bahwa ekonomi Indonesia akan semakin bergairah. 

Namun pertanyaan pentingnya adalah, apakah penurunan suku bunga ini otomatis menjamin perbaikan ekonomi?

Stabilitas Makroekonomi: Fondasi Utama Efektivitas Kebijakan

Seperti membangun rumah, kita membutuhkan fondasi yang kokoh agar bangunan tidak mudah roboh. Dalam konteks ekonomi, fondasi tersebut adalah stabilitas makroekonomi. 

Stabilitas ini mencakup beberapa aspek penting, di antaranya inflasi yang terkendali dan nilai tukar rupiah yang stabil. Inflasi, sederhananya, adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan. 

Jika inflasi tinggi, daya beli masyarakat akan tergerus. Ibaratnya, uang yang kita miliki nilainya semakin menipis karena harga barang-barang kebutuhan pokok semakin mahal.

Selain inflasi, nilai tukar rupiah yang stabil juga krusial. Nilai tukar rupiah yang bergejolak dapat memengaruhi harga barang impor, yang pada akhirnya berdampak pada harga barang-barang di dalam negeri. 

Bayangkan jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tiba-tiba melemah drastis, harga barang-barang impor, seperti bahan baku industri dan barang elektronik, pasti akan melonjak. Hal ini tentu akan membebani para pelaku usaha dan konsumen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline