Bicara soal game, Suicide Squad: Kill The Justice League seharusnya menjadi salah satu rilisan besar tahun 2024.
Game ini membawa nama besar Rocksteady, studio yang sukses dengan trilogi Batman: Arkham.
Tapi, kenyataannya?
Bukannya dapat pujian, mereka justru dihujani kritik. Jumlah pemainnya anjlok hingga 95% dalam waktu kurang dari sebulan.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Warisan Besar yang Tidak Dimanfaatkan
Rocksteady, studio game ternama, telah membuktikan kemampuan mereka melalui seri game Batman: Arkham yang menghadirkan pengalaman bermain penuh aksi dan mendalam.
Dengan reputasi tersebut, ketika Rocksteady mengumumkan pengembangan game baru berjudul Suicide Squad, harapan publik langsung melonjak.
Banyak yang menantikan gameplay yang inovatif, cerita yang kuat, dan kualitas tinggi seperti yang telah menjadi ciri khas karya mereka.
Tapi setelah launching, Rocksteady ternyata menerapkan model Games as a Service (GaaS).
Secara sederhana, ini adalah strategi di mana pengembang game menyediakan konten tambahan secara berkala, biasanya melalui DLC (downloadable content) atau transaksi mikro.
Tujuan utamanya adalah menjaga game tetap relevan di mata pemain sambil menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan.