Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

Calon Independen Membawa Angin Segar dalam Pilkada

Diperbarui: 19 November 2024   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi calon independen pada Pemilu 2024 (Gambar diolah dengan Dall-E) 

Dalam suasana politik yang semakin memanas menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024, hasil survei terbaru menunjukkan bahwa pemilih kini lebih mempertimbangkan sosok kandidat ketimbang partai pengusungnya. Hal ini tentu saja menjadi alarm bagi eksistensi parpol di Indonesia.

Mengapa Citra Parpol Menjadi Buruk?

Menurut survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada Oktober-November 2024, ada penurunan signifikan dalam dukungan terhadap parpol. Pemilih kini lebih memilih calon dari luar parpol atau bahkan kandidat independen. 

Fenomena ini mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja parpol yang dianggap tidak mampu memenuhi harapan rakyat. 

Dalam pandangan saya, ini adalah sebuah sinyal bahwa masyarakat sudah jenuh dengan janji-janji kosong yang sering kali diucapkan oleh para politisi.

Ketidakpuasan ini tidak hanya muncul dari satu atau dua daerah, tetapi meluas ke berbagai wilayah seperti Jawa Tengah, Jakarta, dan Sumatera Utara. 

Kinerja pemerintah yang buruk dan citra parpol yang negatif telah menciptakan kesenjangan antara harapan rakyat dan realitas yang ada. 

Banyak di antara kita yang merasa bahwa partai politik tidak lagi menjadi representasi suara rakyat, melainkan lebih sebagai alat untuk meraih kekuasaan semata.

Strategi Calon yang Menjauhkan Identitas Parpol

Banyak calon kepala daerah yang mulai menjauhkan identitas parpol mereka dalam kampanye. 

Mereka berusaha menarik dukungan pemilih dengan menonjolkan diri sebagai sosok independen, terlepas dari afiliasi partai. 

Ini adalah strategi yang cukup menarik, tetapi juga mencerminkan krisis kepercayaan terhadap parpol itu sendiri.

Mengapa mereka merasa perlu untuk menyembunyikan identitas partai? Jawabannya sederhana, yakni menghindari sentimen negatif terhadap parpol. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline