Jika Anda berkendara di Jakarta atau kota besar lainnya, Anda mungkin sering melewati gerbang besar dengan penjaga keamanan yang ketat di dalamnya.
Di balik gerbang itu, berdiri deretan rumah rapi dengan taman yang asri, kolam renang, dan fasilitas eksklusif lainnya.
Ini adalah perumahan cluster atau yang dikenal juga dengan gated community, sebuah konsep perumahan yang menawarkan kenyamanan dan privasi.
Namun, di balik dinding tinggi dan pagar besi perumahan ini, ada efek yang serius jika kita lihat secara makro: ketimpangan sosial.
Menurut penelitian dari Universitas Queensland, seperti dikutip Antara News, keberadaan perumahan gated community ini justru memperburuk ketidaksetaraan sosial di tengah masyarakat Indonesia.
Pemerintah memberikan izin pembangunan untuk perumahan jenis ini, yang pada akhirnya memisahkan masyarakat dalam segi ekonomi dan sosial.
Mereka yang tinggal di perumahan ini adalah kelompok tertentu, dengan akses eksklusif ke fasilitas, sementara masyarakat umum di luar pagar hanya bisa melihat dari jauh, bahkan tidak memiliki akses ke fasilitas yang serupa.
Ini menimbulkan jurang yang semakin lebar dalam struktur sosial kita.
Ketimpangan yang Makin Tajam
Pemberian izin pembangunan perumahan eksklusif oleh pemerintah memicu segregasi yang kian terlihat.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Universitas Kristen Duta Wacana, pembangunan perumahan elit ini berdampak langsung pada tata kota yang kurang efisien dan segregasi yang kian menonjol.
Perumahan seperti ini sering kali dibangun dengan akses jalan yang terbatas dan jauh dari kawasan publik, memisahkan penghuninya dari keramaian masyarakat umum.