Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming hendak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Banyak harapan yang diletakkan di pundak mereka.
Tapi, transisi pemerintahan selalu membawa pertanyaan besar: Apa yang akan berubah? Apakah mereka akan melanjutkan program lama atau kita akan melihat inovasi nyata yang berbeda?
Di sinilah momen transisi menjadi sangat krusial. Publik ingin melihat kebijakan yang tidak hanya melanjutkan, tapi juga membawa perubahan substansial.
Ketimpangan Ekonomi Masih Jadi Masalah Utama
Salah satu isu yang paling menonjol di Indonesia adalah ketimpangan ekonomi.
Menurut data dari Bank Dunia, ketimpangan ini bukan hanya soal kemiskinan, tetapi juga bagaimana akumulasi kekayaan cenderung terkonsentrasi pada segelintir orang.
Kesenjangan ini semakin terasa karena pertumbuhan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir, meski meningkat, lebih dinikmati oleh golongan terkaya.
Bagi masyarakat umum, terutama 40% individu termiskin, peningkatan kesejahteraan belum begitu terasa.
Di sisi lain, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) tetap menjadi penyelamat bagi banyak keluarga di Indonesia.
Dengan kontribusi yang mencapai 60,5% dari PDB, UMKM telah menunjukkan potensi luar biasa untuk mengurangi ketimpangan.
Namun, pertanyaannya adalah: apakah kebijakan yang mendukung UMKM cukup kuat untuk benar-benar membuat perubahan besar?Dalam hal ini, pemerintahan Prabowo-Gibran harus berani memperkenalkan kebijakan baru yang fokus pada reformasi ekonomi inklusif.
Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang telah mendukung banyak UMKM, bisa dikembangkan lebih lanjut.