Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 menjadi sorotan publik bukan hanya karena prestasi para atletnya, tetapi juga karena berbagai tantangan yang muncul selama penyelenggaraannya.
Sebagai event olahraga terbesar di Indonesia, PON memiliki kompleksitas tinggi.
Hal ini menuntut panitia untuk selalu siap menghadapi berbagai kemungkinan krisis.
Tercatat bahwa, PON XXI Aceh-Sumut 2024 menghadapi beragam tantangan, mulai dari isu logistik, penyelewengan dana hingga kontroversi dalam pertandingan.
Namun, pertanyaannya adalah: Seberapa efektifkah strategi ini pengelolaan krisis yang dilakukan penyelenggara PON XXI 2024? Bagaimana panitia dapat mengidentifikasi krisis sejak dini serta meresponsnya dengan cepat? Selain itu, pelajaran apa yang bisa kita petik untuk penyelenggaraan acara besar di masa depan?
Identifikasi dan Tanggapan Krisis
Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana panitia mengidentifikasi dan menanggapi berbagai krisis yang muncul selama penyelenggaraan event ini:
- Dugaan penyelewengan dana: Isu ini menjadi sorotan publik dan media. Panitia mengambil langkah proaktif dengan melibatkan lembaga penegak hukum dalam Satgas pendampingan kegiatan PON. Bareskrim Polri, Kejaksaan Agung, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dikirim ke lokasi untuk melakukan penyelidikan dan pengawasan langsung di lapangan.
- Keterlambatan pembangunan venue: Beberapa arena pertandingan belum selesai tepat waktu. Menpora Dito Ariotedjo menegaskan bahwa, meskipun ada keterlambatan, persiapan akan dikejar dalam waktu yang tersisa.
- Masalah konsumsi atlet: Muncul keluhan tentang kualitas makanan yang dianggap tidak memadai. Panitia merespons dengan mengevaluasi dan memperbaiki sistem pelayanan konsumsi. Deddy Jaminsyah, Kepala Bidang Konsumsi, menjelaskan perbedaan sistem antara Aceh dan Sumut dalam penanganan konsumsi.
- Cuaca ekstrem: Angin kencang melanda venue basket, menciptakan tantangan besar bagi penyelenggaraan pertandingan. Menpora mengapresiasi penanganan cepat panitia dalam mengatasi insiden tersebut.
- Kontroversi pertandingan: Dalam pertandingan sepak bola Aceh vs Sulteng, panitia dinilai kurang profesional karena terjadi perubahan wasit tanpa pemberitahuan yang jelas.
- Keterlambatan pengiriman konsumsi: Cuaca buruk pada 25 September menyebabkan keterlambatan pengiriman makanan. Nurhadi, salah satu panitia, menyatakan bahwa ini menjadi pelajaran berharga bagi mereka.