Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

ASN | Narablog

Kemiskinan Digital, Tantangan Baru Indonesia di Era Industri 4.0

Diperbarui: 11 September 2024   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa dan siswi SMPN 04 Kota Komba, NTT, melaksanakan Ujian Akhir Sekolah berbasis digital di bawah tenda darurat (KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR) 

Saya masih ingat betul bagaimana dulu kita harus antre berjam-jam di kantor kelurahan hanya untuk mengurus KTP. 

Sekarang, dengan sekali klik di smartphone, banyak urusan administrasi bisa diselesaikan dalam hitungan menit. 

Tapi, apakah semua orang Indonesia bisa menikmati kemudahan ini? 

Sustainable Development Goals (SDGs) yang menargetkan dunia tanpa kemiskinan mungkin terdengar seperti mimpi indah. 

Namun kenyataannya, di era digital ini, kita justru sedang menghadapi bentuk kemiskinan baru yang tak kalah mengerikan: kemiskinan digital. 

Bayangkan, di zaman serba online ini, masih ada saudara-saudara kita yang kesulitan mengakses internet. 

Bagaimana mereka bisa mengurus e-KTP atau daftar bantuan sosial online kalau sinyal saja tidak ada?

Ini bukan cerita fiksi, tapi realita yang terjadi di banyak daerah di Indonesia. 

Menurut penelitian Nooraeni dan Prasetyo (2022), meskipun secara umum kemiskinan digital di Indonesia menurun, masih ada kesenjangan yang menganga antar provinsi. 

Provinsi seperti Papua dan Papua Barat masih memiliki indeks kemiskinan digital yang tinggi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline