Jika Anda rajin nge-gym, maka mungkin belakangan ini, istilah "bulking" semakin sering terdengar di telinga Anda.
Bulking, yang merupakan cara untuk meningkatkan massa otot dengan mengonsumsi kalori lebih banyak dari kebutuhan tubuh, menjadi tren di kalangan mereka yang ingin mendapatkan bentuk tubuh ideal.
Namun, apakah bulking benar-benar efektif dan aman untuk dilakukan, terutama bagi para pemula?
Menurut Aragon et al. (2017), untuk mendapatkan hasil bulking yang optimal, diperlukan surplus energi yang moderat, asupan protein yang cukup, dan distribusi makronutrien yang seimbang. Ini berarti, kita tidak bisa sembarangan menambah asupan kalori tanpa memperhatikan kualitas nutrisi yang kita konsumsi. Makanan padat nutrisi menjadi kunci penting dalam proses bulking yang sehat.
Selain asupan nutrisi, latihan beban juga memainkan peran krusial dalam proses bulking.
Schoenfeld, Ogborn, dan Krieger (2019) menemukan bahwa volume latihan yang lebih tinggi dapat menghasilkan hipertrofi otot yang lebih besar. Namun, bukan berarti kita harus langsung terjun ke latihan beban intensif.
Bagi pemula, latihan beban moderat dengan teknik yang tepat dapat menjadi langkah awal yang aman .
Aspek lain yang sering terlupakan dalam proses bulking adalah peran nutrisi mikro, seperti vitamin dan mineral.
Shenkin (2006) menekankan pentingnya mikronutrien dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Dalam konteks bulking, asupan mikronutrien yang cukup dapat mendukung proses pembentukan otot dan pemulihan setelah latihan.
Namun, kita juga perlu berhati-hati dengan tren bulking yang menjamur di media sosial.