Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

Suka Iseng Nulis

Kemanusiaan yang Hilang dalam Kebijakan Arbitrer

Diperbarui: 5 Agustus 2024   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu lansia di RT 09/RW 09, Kramatjati, Jakarta Timur, yang turut terdampak akibat akses jalan ditutup. ((KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)

Di Cililitan, sebuah kisah pilu tentang seorang lansia yang terisolasi akibat penutupan akses jalan di depan rumahnya, menjadi refleksi tentang bagaimana kebijakan yang tidak mempertimbangkan aspek kemanusiaan dapat menghancurkan jiwa-jiwa yang rapuh. 

Lansia yang tak lagi bisa berjemur atau berolahraga akibat tembok yang menghalangi jalan, seolah terperangkap dalam sangkar yang tak terlihat, namun terasa nyata setiap detiknya. 

Kebebasan sering kali datang dengan harga yang tak terduga. 

Ia mungkin saja hadir dalam bentuk keterasingan, ketika kita berdiri sendiri di tengah kerumunan yang ramai. 

Lansia tersebut, yang membutuhkan aktivitas fisik untuk pemulihan pasca stroke, kini dipaksa untuk menjalani kehidupan yang terbatas dan menyakitkan. 

Aktivitas fisik dan paparan sinar matahari sangat penting bagi kesehatan lansia. 

Menurut National Institute on Aging (NIA), aktivitas fisik ringan hingga sedang seperti berjalan kaki dapat membantu meningkatkan mobilitas dan kualitas hidup lansia yang mengalami gangguan kesehatan. 

Selain itu, sinar matahari membantu tubuh dalam produksi vitamin D, yang esensial untuk kesehatan tulang dan fungsi kekebalan tubuh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline