Lihat ke Halaman Asli

Aidah Shofiyah Wadhiah

Masih Mahasiswa, doakan semoga lulus tepat waktu dengan hasil yang memuaskan

Kegiatan Pemberdayaan Keluarga Dhuafa Dalam Rangka Membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Ibu Maria

Diperbarui: 3 Januari 2022   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Ibu Maria saat pertama kali mengunjungi rumah beliau serta melakukan wawancara dan survey

Dalam landasan kemuhammadiyahan serta pemikiran tauhid sosial KH Ahmad Dahlan yang berorientasi pada surat Al-Maun bahwa salah satu upaya yang diperlukan untuk kembali membumikan tauhid adalah membantu sesama manusia yang membutuhkan sehingga tidak akan tercipta sebuah jarak yang signifikan antara si kaya dengan si miskin.

Aidah Sofiyah Wadhiah, Firdausi Nuzula Azhari, Umi Mu’azizah

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah terkenal dengan corak pembaharuan dan modernisasi. Corak tersebut tidak terlepas dari landasan teologis yang mendasari arah gerak Muhammadiyah selama ini, yakni teologi Al-Maun. 

Teologi Al-Maun diajarkan oleh pendiri Muhammadiyah, yakni KH Ahmad Dahlan pada abad ke-20 ketika baru pertama kali didirikan. Teologi Al-Maun yang diajarkan KH Ahmad Dahlan berisi tentang tuntutan agar umat Islam tidak hanya berhenti pada praktik - praktik ritual keagamaan saja dalam menjalankan syariat agama, tetapi juga melakukan berbagai kegiatan amal sosial.

Surat Al Ma’un (الماعون) merupakan surat ke -107 dalam Al Quran yang memiliki arti : “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya, yang berbuat riya dan enggan (memberikan) bantuan.”(QS Al-Ma’un 1-7). Surat Al-Maun mengajarkan umat Islam untuk selalu berbuat amal sosial. Bahkan dalam surat ini dengan tegas menyebut bahwa mereka yang mengabaikan anak yatim dan tak berusaha mengentaskan masyarakat dari kemiskinan termasuk sebagai pendusta agama.

Di masa pandemi ini tidak sedikit masyarakat yang ekonominya menurun, salah satunya yaitu masyarakat yang memiliki Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Usaha Mikro dan kecil dalam perkembangannya, memiliki permasalahan pada kesulitan mendapatkan akses finansial dari lembaga keuangan dan keterbatasan pengetahuan dalam pemanfatan teknologi informasi (Irjayanti & Azis, 2012). 

Oleh karena itu, dalam kegiatan ini kelompok kami mengambil strategi pemberdayaan masyarakat (community empowerment) untuk membantu meningkatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari salah satu masyarakat yang bernama Ibu Maria. Pemberdayaan ini kami lakukan guna membantu mengembangkan usaha Ibu Maria agar pendapatan serta kualitas hidupnya pun dapat meningkat.

Kelompok kami melakukan berbagai macam aktivitas mulai dari mencari / menentukan sasaran yang diberdayakan, survey ke lokasi, persiapan, pengumpulan sumbangan baik berupa dana (dalam bentuk uang) maupun barang-barang, monitoring, dan pelaksanaan. 

Langkah awal setelah menemukan sasaran yang ingin diberdayakan yaitu melakukan observasi ke lapangan yang dijadikan sasaran / target pelaksanaan dan untuk memperdalam perolehan informasi terkait permasalahan yang dihadapi. Salah satu masyarakat yang ingin kami berdayakan yaitu bernama Ibu Maria. 

Ibu Maria merupakan single parent yang memiliki 1 orang anak yang tidak tinggal bersamanya, dan sudah lumayan lama ditinggalkan oleh suaminya yang sudah meninggal. Setiap hari Ibu Maria berjualan nasi kuning di depan rumahnya dengan peralatan yang seadanya. Setelah itu, kami juga melakukan wawancara dengan Ibu Maria terkait usahanya seperti menanyakan keperluan apa saja yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.

dokpri

Potret Ibu Maria dan Usahanya

Setelah melakukan survey ke lokasi dan mengumpulkan informasi / data yang diperlukan, setelah itu, kami ingin membantu mengembangkan usaha kecil-kecilan Ibu Maria menjadi lebih baik lagi dengan memberikan bahan-bahan dan kebutuhan untuk usaha mikro bu Maria. 

Selanjutnya kami mengumpulkan sumbangan baik berupa dana (dalam bentuk uang) ataupun barang. Metode yang kami lakukan yaitu dengan membuat forum galang dana melalui salah satu platform yang bernama Kitabisa.com. Selain itu kami juga membuat sebuah poster galang dana kemudian menyebarkannya melalui media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Line, dan Intagram. 

Sumbangan yang kami dapatkan cukup. Kami juga menyebarkan poster galang dana tersebut ke beberapa sanak saudara, kerabat, teman, dan lain-lain setiap harinya, Campaign tersebut kami buat pada tanggal 12 Oktober sampai awal bulan Desember tepatnya pada tanggal 21 Desember 2021. Hasil yang kami peroleh total seluruhnya Alhamdulillah sebesar Rp 1.582.000.00.

Poster galang dana untuk Ibu Maria

dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline