Oleh : Aida Rahmah Fauziati
Judul Novel : Almond
Penulis : Sohn Won-Pyung
Penerbit : Grasindo
Waktu terbit : April 2019
Halaman : 236
"Almond" adalah novel yang ditulis oleh Sohn Won-pyung, menggambarkan perjalanan emosional seorang remaja bernama Yunjae. Sejak lahir, Yunjae memiliki kondisi neurologis yang membuatnya tidak mampu merasakan emosi, baik itu kegembiraan, kesedihan, ataupun kemarahan. Dalam novel ini, pembaca diajak untuk menyelami kehidupan Yunjae yang penuh tantangan saat ia berusaha menemukan makna dalam hidup di dunia yang penuh dengan perasaan, sementara ia terjebak dalam kehampaan emosional.
Kisah ini dimulai dengan latar belakang keluarga Yunjae yang menghadapi stigma sosial karena kondisi anaknya. Ketika sebuah tragedi menghancurkan hidupnya, Yunjae dipaksa untuk berinteraksi lebih banyak dengan dunia luar, termasuk sahabat-sahabatnya dan seorang guru yang berperan penting dalam proses penemuan jati dirinya. Melalui pengalaman dan pertemuannya, ia mulai memahami apa itu kasih sayang, persahabatan, dan nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini terlewatkan.
Sohn Won-pyung menulis "Almond" dengan gaya yang puitis dan menyentuh. Deskripsi yang detail tentang pikiran dan perasaan Yunjae memberi pembaca wawasan yang mendalam tentang apa yang dirasakannya, meski ia tidak mampu merasakan emosi secara langsung. Eksplorasi batin Yunjae yang dilakukan penulis begitu mendalam, sehingga pembaca seakan-akan turut mengalami apa yang dirasakannya.
Kehadiran karakter-karakter pendukung yang beragam memperkaya plot cerita dan perkembangan karakter Yunjae. Karakter-karakter ini tidak hanya berfungsi untuk mendorong alur cerita, tetapi juga sebagai cermin dari berbagai sisi emosi. Teman-teman Yunjae, seperti anak perempuan bernama "Soo-jin," memperlihatkan bagaimana orang-orang di sekitarnya merespons kondisinya. Melalui interaksi ini, pembaca dapat melihat betapa pentingnya empati dan dukungan sosial dalam menghadapi kesulitan.
Latar belakang setting juga menjadi elemen yang kuat dalam novel ini. Dari sekolah yang menjadi tempat belajar dan bersosialisasi, hingga suasana rumah yang sering kali menjadi tempat ketegangan, semua setting berkontribusi pada pengembangan karakter dan tema. Laut dan alam menjadi simbol dari harapan dan kebebasan, memberikan kontras yang tajam dengan kehidupan Yunjae yang terkurung dalam kondisi mentalnya.