Lihat ke Halaman Asli

Aida Nabila

Writer | Marketing | Public Relation

Gas Monitoring Jadi Solusi Atasi Ancaman Kebocoran Gas

Diperbarui: 19 April 2024   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Widya Robotics

Kebocoran gas metana menjadi salah satu bentuk insiden yang mungkin terjadi di lingkup kerja industri. Hal ini bisa menjadi ancaman yang serius karena selain dapat menyebabkan korban jiwa, juga bisa menimbulkan adanya kerugian materi.

Seperti yang terjadi di Kazakhstan pada bulan Februari lalu, terjadi kebocoran gas metana yang berlangsung hingga berbulan-bulan. Menurut laporan terbaru yang disampaikan oleh BBC Verifivy, kejadian ini bermula pada 9 Juni 2023 akibat pengeboran sebuah sumur eksplorasi di wilayah Mangistau, sebelah barat daya Kazakhstan. 

Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan kalkulator emisi gas rumah kaca dari Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, dampak lingkungan dari insiden kebocoran ini setara dengan dampak yang timbul dari penggunaan 717.000 mobil yang menggunakan bahan bakar bensin selama satu tahun. Insiden ini menyoroti urgensi perlunya solusi yang efektif untuk mendeteksi dan mencegah kebocoran gas yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan lingkungan.

Menanggapi hal tersebut, Widya Robotics, perusahaan berbasis teknologi dari Yogyakarta memberikan solusi atas masalah yang ada melalui produk Gas Monitoring. Alat ini digunakan untuk mendeteksi kondisi kandungan gas serta partikel debu hingga 99,50% di area industri yang dilengkapi dengan teknologi berbasis IoT yang dipadukan dengan sensor Network

Keunggulan lain yang dimiliki, alat ini memiliki fitur sistem alarm yang mampu memberikan peringatan jika terindikasi adanya gas berbahaya. Sehingga, perusahaan dapat merespons potensi kebocoran gas dengan lebih efektif dan efisien.

Tri Yuniarta selaku VP Technology di Widya Robotics menuturkan, "Penggunaan alat ini cukup simple. Terdapat alat deteksi gas yang dipasang di dalam area industri, semisal terowongan. Kemudian monitor dipasang di area tertentu untuk menampilkan dashboard data pemantau kondisi gas secara realtime."

Tri menambahkan bahwa Gas Monitoring bisa menjadi opsi utama, terutama dalam proyek-proyek tunnel blasting. Hal ini memungkinkan pekerja dapat memantau dan memastikan batas jarak yang aman dari mulut terowongan dipertahankan selama proses peledakan. Selain itu, alat ini dapat mendeteksi berbagai kandungan gas, termasuk oksigen, hidrogen sulfida, karbon monoksida, dan debu, yang relevan dalam pembangunan terowongan atau tunnel.

Dalam era industri yang semakin kompleks dan berisiko seperti saat ini, perlunya solusi Gas Monitoring yang handal dan responsif tidak dapat dipandang remeh. Dengan adopsi teknologi ini, diharapkan insiden kebocoran gas yang membahayakan dapat diminimalisir, dan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif dapat tercipta.

Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi terkini dan inovatif, perusahaan dapat melindungi pekerja dan lingkungan kerja mereka dari ancaman kebocoran gas yang serius, serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional mereka secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline