Lihat ke Halaman Asli

Aidah Fitriyah

Universitas Airlangga

Penyalahgunaan Chat GPT oleh Pelajar dalam Ujian

Diperbarui: 12 Juni 2024   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam era digital yang semakin maju, teknologi seperti Chat GPT telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Chat GPT, yang dirancang untuk membantu dalam berbagai tugas, kini menjadi alat yang sering disalahgunakan oleh pelajar, khususnya dalam konteks ujian. Penyalahgunaan ini tidak hanya merusak integritas akademik, tetapi juga mengurangi proses pembelajaran yang seharusnya dijalani oleh siswa.

Salah satu bentuk penyalahgunaan yang paling umum adalah menggunakan Chat GPT untuk menjawab soal ujian. Pelajar dapat dengan mudah mengakses chatbot ini melalui perangkat mereka dan mendapatkan jawaban instan tanpa melalui proses berpikir yang mendalam. 

Hal ini tentunya merusak esensi dari ujian itu sendiri, yang seharusnya menjadi alat ukur kemampuan individu dalam memahami dan menerapkan materi yang telah dipelajari. Selain itu, penggunaan Chat GPT secara tidak sah ini juga berpotensi menciptakan ketergantungan yang berbahaya, di mana siswa menjadi kurang percaya diri dalam kemampuan mereka sendiri.

Dampak negatif dari penyalahgunaan ini juga dirasakan oleh institusi pendidikan. Kepercayaan terhadap hasil ujian menjadi berkurang, dan ini bisa merusak reputasi sekolah atau universitas tersebut. 

Selain itu, dosen dan guru harus mengeluarkan usaha ekstra untuk memastikan kejujuran akademik, termasuk membuat soal yang lebih kompleks atau melakukan pengawasan ujian yang lebih ketat. Hal ini tentunya menambah beban kerja mereka dan mengalihkan fokus dari aspek-aspek pengajaran lainnya yang juga penting.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah yang komprehensif. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran pelajar mengenai pentingnya integritas akademik dan konsekuensi jangka panjang dari kecurangan. Sekolah dan universitas juga perlu menerapkan teknologi pendeteksi plagiarisme dan kecurangan digital yang lebih canggih. 

Pendidikan etika penggunaan teknologi juga harus menjadi bagian integral dari kurikulum, agar siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam memanfaatkan teknologi yang ada.

Penyalahgunaan Chat GPT dalam ujian mencerminkan tantangan baru yang dihadapi dunia pendidikan di era digital. Dengan pendekatan yang tepat, tantangan ini bisa diatasi, dan teknologi dapat dimanfaatkan secara positif untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline