Pada 24 April 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI secara resmi menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dari hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Keputusan ini diambil setelah proses rekapitulasi suara selesai, sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Nomor 252/PL.01.9-BA/05/2024. Pelantikan berlangsung di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, (20/10/2024) dihadiri para pejabat penting dan perwakilan luar negeri.
Namun, momen ini tidak sepenuhnya bebas dari kontroversi. Kehadiran beberapa tokoh besar seperti Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menarik perhatian, tetapi absennya Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menimbulkan tanda tanya. Berdasarkan laporan TVOne News, ketidakhadiran Ganjar disebabkan oleh masalah komunikasi terkait undangan MPR. Hal ini mencerminkan adanya potensi dinamika politik yang mungkin lebih dalam daripada sekadar "miskomunikasi."
Prabowo, dalam pidato kenegaraannya, menyampaikan janji pemberantasan korupsi secara masif, berkomitmen untuk tidak mendahulukan kepentingan pribadi atau kelompok. Namun, skeptisisme muncul: janji serupa telah berulang kali disampaikan oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya tanpa hasil yang signifikan. Mengingat korupsi sudah menjadi masalah sistemik di Indonesia, bagaimana Prabowo akan mewujudkan komitmen ini masih menjadi pertanyaan besar.
Selain itu, Prabowo juga menyoroti tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia dan mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan bersatu bersama rakyat, kemiskinan dapat diberantas. Namun, retorika ini terasa umum dan tanpa rincian kebijakan konkret. Mengatasi kemiskinan membutuhkan strategi ekonomi yang jelas, lebih dari sekadar ajakan untuk bersatu.
Dalam pidatonya, Prabowo juga menegaskan dukungannya untuk kemerdekaan Palestina, berjanji akan membantu rakyat Palestina mencapai kemerdekaan penuh. Janji ini sejalan dengan sikap Indonesia yang mendukung Palestina secara diplomatis selama bertahun-tahun, tetapi skeptisisme muncul mengenai seberapa jauh langkah konkret yang akan diambil di luar retorika diplomatik yang biasa.
Pidato ini, didengarkan oleh seluruh rakyat Indonesia, jelas membawa harapan besar bagi masa depan. Namun, janji-janji ini juga akan terus dipantau oleh masyarakat. Realisasi kebijakan dan tindakan nyata yang akan diambil oleh pemerintahan Prabowo-Gibran dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi penentu sejauh mana pemerintahan ini mampu menjawab tuntutan publik dan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H