Lihat ke Halaman Asli

Perayaan Separuh Dekade Kekhilafan Kita

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

apa yang hendak disampaikan waktu setelah ia menua di tubuhku? aku mengenang airmatamu dengan sebuah pesta, gelas-gelas disulang; diminum isinya; lalu dipecahkan. aku mengenang harum tubuhmu yang menyerupai aroma tubuh bayi itu dengan menyendiri.

siapa pula yang hendak menanam penghujan serupa pancawarsa silam? berjalan bak paruh-paruh, mematuk airmata; meninggalkan bekas yang bebas dibaca masa: aku senyap ibukota di antara keriuhan dan hiruk pikuk, kau alasan satu-satunya.

tak ada yang bisa dikembalikan perputaran kalender selain kenangan. runtun peristiwa berpakem kepada rotasi lunar. angka-angka yang sama namun kian berkerut. tanggal-tanggal pahit dan manis muncul berulang tiada habis. kehidupan bak syarat utama untuk dapat menggumuli masa lalu,

sedangkan masa depan berubah jadi tunggak jebakan. tubuhku dan tubuhmu memilih jadi rumah yang saling mengucilkan diri pada waktu-waktu tertentu, bukan? kita tak cukup tahu diri

sampai tubuhku dan tubuhmu memilih jadi pohon yang tumbuh berjauhan namun menumbuhkan hal yang sama: kenangan yang silih bermuntahan. lapisan bebatang tubuh kita berulir lingkaran penanda tahun, angka-angka yang sama namun kian berkerut. seluruh catatan yang pernah kita tulis memenuhi daun-daun.

jatuh cinta adalah dosa yang tak ingin kusesali. hidup mungkin jalanan sempit dengan segala telikung membingungkan, namun pasti, tiada yang tak dapat ditempuh kata. kita bisa bicara sebagai pelabuhan atau dermaga. kita bisa menjadi penonton tanpa harus memaki. kita bisa pula menjadi penghujan yang tak pernah ingin berubah.

melupakan mungkin cara terbaik memaafkan diri sendiri. apa yang dapat disimpulkan waktu selain ingatan yang menyaput tubuhku? aku mengenang airmatamu dengan sebuah pesta, gelas-gelas disulang; diminum isinya; lalu dipecahkan. kenangan adalah inti penghujan yang pernah kita temui. mengumpulkan kenangan adalah cara terbaik menghibur diri.

***

(Sungai Buluh, 23-24 November 2014)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline