Lihat ke Halaman Asli

Ai Nurhasanah

Mahasiswa STEI BINA MUDA BANDUNG

Mimpi Sang Dara Menjadi Seorang Pelukis

Diperbarui: 24 September 2021   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di pagi hari saat seorang gadis yang biasa dipanggil dengan nama Dara mengambil air untuk membuat segelas teh panas. Dara, ialah gadis yang hidup dengan sejuta mimpi di dalam sebuah rumah berdinding tinggi.

Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga berkecukupan, bahkan dia bisa dibilang sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri tanpa menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa diacuhkan bahkan saat berada di istana mewah tersebut.

Dan kedua orang tua dara selalu mengacuhkan karena merasa tidak ada yang di harapkan lagi dari gadis dengan menggunakan kursi roda tersebut. sementara kakanya mungkin aja malu punya adik seperti dara.

Setiap hari dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar dan ia sesekali mengarahkan kursi roda tersebut ke arah taman. Gadis yang masih berusia 17 tahun tersebut sangat senang dengan menggambar di tanam dan menghilangkan pikiran buruknya  yang menyesali keadaannya yang seperti itu.

Suatu hari dara yang jatuh dari kursi roda, namun tidak ada seorangpun tidak ada satu pun di rumah tersebut yang mendekat atau menolong, kecewanya hal tersebut membuat dara memiliki kekuatan untuk menggerakkan kursi roda ke arah taman kompleks berniat untuk menenangkan diri.

Saat sedang di tanam tiba-tiba dara di hampiri oleh seorang gadis seusianya dan dalam kondisi yang sama seperti dara. Gadis tersebut kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu dara dan mulai menyebut nama nya yaitu Aisyah dan mereka pun mudah akrab, mungkin mereka saling mengerti dengan kondisi masing-masing.

Beberapa menit kemudian Aisyah berkat "Dara" ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang terlahir di dunia ini dengan sempurna mungkin kita tidak bisa berdiri seperti orang lainnya. 

Tapi kita masih punya hak untuk berbahagia coba lah kamu bisa menerima kenyataan diri mu sendiri dara" lalu akhirnya gadis itu berpamitan kepada dara.

Semenjak pertemuan nya di tanam dengan Aisyah, dara memulai merenungi kata-kata yang diucapkan oleh gadis tersebut. Lalu ia berpikir bagaimana ia bisa menerima seutuhnya menerima dirinya ketika orang didekatnya  tidak mendukung sama sekali.

Lalu dara mencoba  mencerna perkataan dari Aisyah secara perlahan meskipun sering kali ia menangis ketika ia teringat bahwa ia hanya lah seorang gadis yang di acuhkan. Hal yang dipikirkan oleh Dara adalah bagaimana ia bisa mewujudkan mimpinya dengan kondisi tersebut.

Mimpi Dara yaitu ingin menjadi seorang pelukis yang karyanya bisa dipajang di dalam pameran besar. Hal yang dilakukan Dara untuk memulainya adalah rajin membuat lukisan. Dan kesibukan tersebut di lakukan dara untuk memikirkan mengenai dirinya yang selalu di acuhkan dan mulai memahami perkataan Aisyah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline