Lihat ke Halaman Asli

Ahza Yudiar

mahasiswa

[Kreatif-Inovatif] Limbah Kakao Sumber Kehidupan Tanaman?

Diperbarui: 1 Desember 2019   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran yang cukup tinggi bagi perekonomian nasional, kususnya di Indonesia, Indonesia termasuk salah satu negara yang membudidayakan tanaman ini. 

Kakao lebih sering disebut sebagai buah coklat karena dari biji kakao yang telah mengalami  proses pengolahan dapat dihasilkan coklat bubuk, coklat bubuk inilah yang menjadi sumber dari beberapa olahan untuk membuat berbagai macam produk seperti makanan, minuman dan lain-lain. 

Bahan makanan dan minuman dari cokelat mengandung nilai gizi yang tinggi karena banyak mengandung lemak dan protein serta beberapa kandungan gizi lainnya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita.

Seperti yang kita ketahui, sumber produk coklat adalah berasal dari biji buah kakao, tapi apakah hanya biji kakao saja yang dapat kita manfaatkan? Tentu saja tidak. 

Ternyata kulit buah kakao ini juga dapat kita manfaatkan.ternyata kulit buah kakao dapat ditingkatkan manfaatnya menjadi sumber unsur hara tanaman (kompos), pakan ternak, sumber pektin dan energi. Limbah kulit buah kakao yang tersedia melimpah di sentra-sentra produksi kakao berpeluang untuk dijadikan pupuk kompos, 

Kulit kakao merupakan komponen terbesar dari bagian buah kakao, jadi disayangkan kalau tidak dimanfaatkan secara optimal. sebagian petani menganggapnya sebagai limbah karena belum memanfaatkan bagian ini secara optimal padahal di dalamnya masih terdapat zat atau gizi yang dapat dimanfaatkan, maka dari itu Pada artikel ini saya akan lebih fokus ke pengolahan kulit buah kakao untuk dijadikan pupuk organic.

Pembuatan pupuk kompos dari kulit kakao tidak jauh berbeda dengan pembuatan pupuk kompos lain. Yang pertama dilakukan untuk pembuatan pupuk organik dari kulit kakao ini adalah mengumpulkan kulit kakao, kemudian di keringkan dengan cara di jemur, proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kulit kakao.

Setelah kulit dijemur yang dilakukan selanjutnya adalah memperkecil ukuran kulit kakao, proses ini bertujuan untuk memperluas permukaan sehingga proses dekomposisi bisa berjalan lebih cepat. Selanjutnya siapkan air dengan campuran 125ml EM-4 dilarutkan dengan 10 liter air, EM-4 yaitu biakan bakteri yang biasanya digunakan sebagai activator kompos. Bakteri ini sangat berguna untuk mengembalikan sifat kimia tanah.  

Selanjutnya adalah pemasangan kotak/plastik sebagai wadah, kotak dapat terbuat dari papan dengan ukuran panjang 2m dan lebar 2m. Lalu Memasukkan bahan ke dalam cetakan selapis demi selapis. 

Tinggi setiap lapisan 20 cm, kemudian siram tiap lapisan dengan larutan aktivator dan air sebanyak 250 ml. lalu bahan tersebut diinjak-injak agar memadat sambil disiram dengan aktivator pengomposan. 

Setelah kotak penuh, buka kotak dan tutup tumpukan kulit buah kakao dengan plastik. Lalu ikat tumpukan tersebut dengan tali, usahakan jangan ada celah tempat udara masuk. Selanjutnya menunggu Inkubasi pengomposan yang terjadi selam selama 1,5 sampai 2 bulan, Agar proses pengomposan dapat berjalan dengan baik, perlu dilakukan pengamatan secara teratur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline