Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Zaki Alwy

Seorang Santri yang Tak Kunjung Pintar

Bacalah Meski Tak Tahu Maksud yang Dibaca

Diperbarui: 7 Maret 2019   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Hari libur bagi anak-anak desa, adalah hari faforitnya. Mereka lebih banyak menikmati hari-hari bermain di lapangan terbuka. Begitulah anak kecil, bermain sambil mempelajari hal baru.

Mereka pun bermain riang. Salah satu di antar mereka ada yang mendekat lalu melihat sebuah poster pemilu.

Saya yang sedang beraktifitas. Melihat dia yang sambil membolak balikkan poster tadi. Perlahannya diamati, lalu dibaca.

"Ketua De Pe Ce...." ucap dia perlahan.

Seusai dia membaca. Saya pun bertanya.

"Bisa dibaca semua tadi?"

"Bisa"

"Apa arti tulisan itu?"

"Ndak tahu hehe" jawabnya sambil tertawa.

Saya pun membalas tawanya. 

Teringat ketika masih SD dulu. Hobinya suka membaca, tapi gak tau apa maksud bacaan itu hhh. Ternyata setelah dewasa, barulah saya memahami. Membangun literasi membaca itu bisa dimulai sejak kecil. Saya teringat lagi akan kakak senior di pesantren, sekaligus guru dan ketua majalah yang diketuai-nya. Beliau pernah bilang, bahwa sesungguhnya beliau membutuhkan kosa kata baru. Sebab dalam penulisan, terkadang kalimat itu saja yang diulang-ulang dalam penggunaannya. Maka guna membangun kekaliberan dalam menulis. Beliau sempatkan membaca koran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline