Tepatnya sebulan lalu, sahabat saya Lalu Nurul Yaqin baru saja melawat ke Macao, ia bercerita kisahnya tentang Macao ke saya. Dari kota yang dikenal menyimpan persilangan budaya antara Asia, dan Eropa ini ia banyak bercerita banyak hal tentang Macao. Darinya saya mendapatkan sisi berbeda tentang Macao, ia mendedahan sisi berbeda pengalamannya menjadi tourist di kota bersejarah dengan peninggalan warisan budaya, dan kota kuliner berkelas dunia ini, lawatannya ke Macao menjadi cerita diceritakan.
"Berkunjunglah ke Macao, agar bisa menatap warisan budaya dan kuliner dunia. Tak hannya itu penggelolaan kota Macao patut kita contoh," Cerita sahabat ini yang saat ini masih berstatus mahasiswa S3 di Universitas Malay, Kuala Lumpur. Sepintas ceritanya soal Macao mebuatku kepicut untuk ke berkunjung. Bagiku Macao tak melulu menawarkan gemerlapnya gemecik kemilau kota dunia, di sana kita bisa menjumpai bagaimana pperjumpaan peradaban antara Eropa dan Asia, yang hingga kini terawat dengan baik, yang tak paling bikin kepicut juga adalah kuliner khas Macao. Seperti apa Macao, inilah ulasananya.
Macao terletak sekitar 65 kilometer sebelah barat Hong Kong dan terdiri dari tiga bagian pulau kecil, Maucao, Peninsula, Taipa, dan Coloane. Tempat bersejarah banyak terdapat di Macao Peninsula, demikian juga dengan Macao Ferry Terminal. Sedangkan Macao International Airport, berada di Taipa, yang terkenal dengan The Venetian Resort dan City of Dreams yang merupakan jelmaan Las Vegas di Asia.
Sebenarnya dua tempat tersebut terletak di Cotai Strip, yaitu daerah yang menjadi penghubung antar Taipa, dan Coloane, tapi masuk dalam bagian Taipa. Yang terakhir adalah Coloane, pulau yang tidak begitu populer, tapi juga memiliki berapa tempat menarik untuk dikunjunggi para wisatawan.
Macao dikenal sebagai salah satu tempat di Asia, yang memilki perpaduan budaya Asia dan Eropa melebur menjadi satu. Bangsa peranakan dari Portugis dan cina di sebut sebagai Macanese. Pengaruh Portugis terlihat di tempat ini, tampak dari bagunan-bangunan bergaya Art-Deco, nama-nama jalan dan tempat bersejarah, jenis makanan, sampai arsitektur gedung khas Eropa yang kokoh. Ini menjadi keunikan tersendiri yang jarang dimiliki kota lain di dunia. Semenjak pengalihan pemerintah adalah special administrative region (SAR), yang berarti walau Macao merupakan bagian dari people's republic of China, sistem pemerintahan dan pendapatan negara berdiri sendiri.
Akulturasi budaya Asia dan Eropa menjadikan Macao diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai tempat berkelas dunia.
Macao dan juga Hong Kong adalah penganut sistem "One Country, Two Systems" yang berarti walau status negara adalah bagian dari RRC, tetap saja pengaturan rumah tangga dibuat berdasarkan sistem yang mereka tentukan sendiri tanpa campur tangan RRC.
Sebagai salah satu negara terkaya di Asia, pemerintah Macao biasanya membagikan ang pau(hadiah) setiap yang berkisar sekitar MOP 5000-6000 atau setara dengan Rp 6.5000,00-7.8000.00 per-orang ke penduduknya. Pendapatan terbebesar memang berasal dari Megacasino yang tersebar di seluruh penjuru di negeri, sehingga Macao mampu untuk memberi ang pausetiap tahun. Selain pendapatan dari bidang hiburan, pariwisata juga memegang peranan penting dalam memberikan kontribusi masuknya devisa.
Setidaknya ada lebih dari 20 gedung dan tempat bersejarah di sepanjag Macao Peninsula yang mengambarkan betapa negara ini begitu kaya akan nilai sejarah budaya dan sehingga tak heran jika dinobatkan sebagai negara warisan budaya dunia atau world heritage. Saya sendiri kagum akan kehebatan Macao untuk tetap menghargai asal-usul dan budaya nenek moyang. Namun di sisi berbeda, modernisasi, kemajuan teknologi, dan kemewahan yang tampak pada gemerlap hotel-hotel berbintang dan Casino, terus mereka kembangkan semaksimal mungkin.
Berpergian ke Macao menurut saya seperti mengunjungi tiga tempat sekaligus. Cina karena memang negara ini adalah bagian dari Republik Rakyat China (RRC), dan saya membayangkan di sekeliling saya semua orang berbicara bahasa Canton kemudian Italia, dan Eropa secara keseluruhan karena Senado Square dan jalan dengan paving blok memuat kita seperti berada di Piazza Navona dan juga, karena lorong-lorong kecil di antara gedung-gedung tuanya, yang khas dan skuter-skuter lucu yang lalu-lalang di antara lorong-lorong tersebut. Saya membayangkan seperti berada di eropa dan bukan Macao. Terakhir adalah Las Vegas, Amerika karena gemerlapnya lampu-pampu hotel berbintang dan Casino. Bisa dibilang, arsitektur hotel, penataan, cahaya dan lampu, hiburan, teknologi dan manajemen Casinodan kemewahan serat glamornya Macao sama sekali tak kalah dengan Las Vegas.
Bererapa bahkan lebih unggul. Kalau Las Vegas lebih diperuntukkan bagi orang dewasa, jangan khawatir, the venetion resort dan city of dreamssangat cocok bagi seluruh keluarga. Sementara wilayah Macau Peninsulaadalah bagian dari Macao yang berbatasan dengan kota Zhuhai. Sebagai pintu masuknya agama Kristen dimana Asia, trdapat begitu banyak bangunan maupun reruntuhan gereja yang menjadi simbol sejarah. Mayoritas gedung bersejarah di tempat ini adalah gereja, kuil-kuil tua, makam para misionaris, beberapa gedung bekas pemerintahan Portugis masih bisa dijumpai seperti, sekolah keagamaan, barak tentara, dan teater pertunjukan seni.
Tentunya mengunjungi Macao membutuh waktu satu mingguan untuk mengunjungi seluruh gedung-gedung bersejarah yang ada di Macao, apalagi ditambah dengan Macao Tower dan jalan-jalan di the venetian resort dan city of dreams. Beberapa reruntuhan Gereja bersejarah, dan sekolah keagamaan di Macao itu misalnya, Katedral, Gereja Katholok ini berada di daerah Senado Square. Pertama kali dibangun pada 1662, ditempat ini bahasa Portugis masih dipakai hingga saat ini. Kedua, St. Dominic's Chruch. Gereja ini memilki museum mini dibagian belakang ini pertama kali ditemukan pada tahun 1587, lokasi Gereja ini terletak di Senado Square. Ketiga, St. Joseph's Chruch dan Seminary. Gereja ini terletak dan jga sekolah keagamaan ini berasal dari 1728 dan berlokasi di sekitar Gereja St. Augustine's.