Lihat ke Halaman Asli

Ahyarros

TERVERIFIKASI

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Gua Jepang Dulu, Baru Pantai Pink

Diperbarui: 4 Mei 2016   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Langit terlihat gelap, dan gumpalan awan menutupi terik cahaya matahari. Burung-burung camar berterbangan di udara, dan, saya merasakan percikan butir-butir hujan terasa menampar wajah. Jalur menuju Pantai Sekaroh, saya cukup untuk mencari tempat berlindung sementara. Tak jauh dari jalan berbatuan belum teraspal, berdiri bangun gedung sekolah tua, sepertinya sudah tidak terpakai. Layaknya rumah hantu, sepi dan tak berpenghuni.

Menuju Pantai Pink itu, pantai terselubung, yang tak banyak orang mengetahui lokasinya. Kini secara perlahan-lahan orang pun sudah mulai mengenal tempat wisata tersebunyi ini. Bentangan petakan sawah dan hutan jati terlihat dari sepanjang jalan menuju Pink. Perkampung warga, sudah mulai sepi penghuni, usai panen jagung, para pemilik rumah meninggalkan gubuk-gubuk semenetara mereka.

Yang sebelumnya Desa Sekaroh pernah dijadikan pusat benteng pertahanan tentara Jepang pada perang dunia ke II untuk menguasai Pulau Lombok. Dan tempat yang dulunya jadikan benteng markas Jepang dan sekarang telah menjadi destinasi impian untuk parabackpacker, pencinta pantai, dan para mereka wisatawan yang masih terpukau tempat alami sebutan bahasa Sasaknya, Gawah bening(Hutan Rima), Sekaroh.

[caption caption="Aksi Fathul Menyelam di Pink. Sumber (Fathul)"]

[/caption]

Mereka datang untuk melihat pantai alami, dan kemilau pasir yang berkilau memancarkan warna pink tertimpa sinar matahari tropis. Mereka datang untuk meancapkan jejak langkah menyaksikan, seraya merekam jejak peninggalan Jepang. Pertama kali menuju tempat ini, saya telah menyaksikan ratusan dari mereka, yang tak hannya sekedar menikmati pantai pink. Namun menelusuri lubang gua peninggalan jepang yang dalamnya mencapai dua meter ke menembus bukit, Sekaroh.

Terumbu Karang yang masih tersusun rapi di bawah laut. Pantai yang bersisian dengan samudra Indonesia ini sangat aman untuk berenang, dan snorkling, karena ombaknya tenang. Saya merasakan tempat ini, mencoba naik perahu kecil berkeliling menelusuri bukit, dan tebing-tebing curam tersusun rapi. Warna-warni ikan centil, mengejari perahu kecil yang saya naiki. Indahnya berselancar, memukau mata, menjinakan pikiran.

Saat hari mulai cerah, gunung Rinjani terlihat dari utara. Pantai Pink terletak di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerwaru, Lombok timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tempatnya merupakan bagian dari kawasan Tanjung Ringit, yang bisa dijangkau dalam waktu tiga jam dengan kendaran bermotor dari Kota Mataram. Jika berangkat lansung dari Bandara Internasional Lombok (BIL), jarak tempuhnya sekitar 2 jam. 

Usai berselancar dengan perahu, saya duduk diBerugak (Rumah kecil Suku Sasak) bukit sebelah selatan satu kawasan Pantai Pink. Yayian suara buurng Kutilang, hembasan ombak menembur ombak akan menjadi nostagia yang tak akan pernah terlupakan.

[caption caption="Selfian di dasar laut pantai Pink. Sumber (Fathulrahman)"]

[/caption]

Rasa penat, melintasi sepanjang jalan Sekaroh, bukit bebatuan, tak pernah terasa. Menemukan gua peninggalan Jepang, kemudian mandi berselancar di Pantai Pink, merebebahkan badan sambil bersnokling melepas beban penat itu. Kini waktunya datang menjelajahi tempat nan alami kawasan Sekaroh ini. Datang meresapi energy tempat ini. Mendengarkan tawa, mendengarkan gemuruh percikan ombak, dan bernostagia di jejak Gua peninggalan tentara Jepang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline