[caption id="attachment_347750" align="aligncenter" width="504" caption="Salah satu Warung Kopi ten "][/caption]
“Kopi yang enak harus digiling sesaat sebelum disajikan dengan sebuah alat yang bersih dan modern” Celetuk Nunik Gayatri, pemilik “Bandini Koffie” Mataram.
Di kota-kota besar umumnya, cafe kopi menjamur banyak tempat, mulai dari gang pertokoan, supermarket bahkan sampai warung pojok. Mulai dari kafe berkelas dunia seperti Starbucks, Coffe Bean, j-co hingga kafe kopi lokal Indonesia. Pertumbuhan kafe kopi di tanah air, bahkan pernah disebut sebuah media nasional, sebagai salah satu pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara.
Kafe kopi bukan lagi sekdar tempat untuk melepas dahaga atau rehat sejenak dari rupa-rupa kesibukan, tetapi sudah menjadi gaya dan standar hidup kaum urban perkotaan. Mataram bukan terkecuali. Sekalipun kota kecil, Mataram pun mulai bergeliat dengan usaha kafenya. Termasuk kafe kopi. Setidaknya dua kafe kopi di jantung kota Mataram menjadi tempat kongkow para penikmat kopi di Mataram. Bandini Koffie di ruas Jl. Adisucipto pertokoan Griya Elen Indan 30 Mataram.
[caption id="attachment_347753" align="aligncenter" width="576" caption="Kopi Robusta dan Arabica lereng gunung Tambora, racikan khas Bandini Koffie"]
[/caption]
Kedua kafe kopi ini menyajikan kopi secara fresh dengan aneka rupa pilihan rasa dan rupa. Genap setahun beroperasi, Bandini Koffie cukup ramai dikunjungi pengemar kopi. Rata-rata 30-60 orang datang tiap harinya. Bahkan beberapa pelancong asing yang melintas di jalan Adisucipto, menyempatkan diri menikmati wangi kopi di Bandini. Seperti Gaby Stibal, pelancong muda dari Austria yang pada suatu sore di penghujung September 2013 datang bersama tiga temannya.
“This the best coffee in Mataram” hmm….begitu kata Gaby Stibal. Gaby tampak mencermati sejenak menu kopi yang disajikan, ia kemudian memilih kopi espresso. Pilihan memang beragam, selain espresso ada pula cappuccino, latte, macchiato, americano, caramel latte dan mocha latte. Bahkan ada pula kopi tubruk, kopi tambora,, kopi 555 dan kopi lokal lainnya.
[caption id="attachment_347754" align="aligncenter" width="576" caption="Benny Nugroho bersama Istrinya mengabdikan fotonya didepan "]
[/caption]
“Di sini kami tidak menjual kopi instan, biji kopi langsung kami olah sesaat setelah dipesan agar hasilnya lebih baik” kata Nunik, pemilik Bandini Coffie. Sementara Lombok Coffee House sudah hampir dua tahun beroperasi. Pemiliknya seorang bule yang jatuh cinta pada Lombok, termasuk pada kopinya. Ia membuka usaha kafe kopi bukan semata bisnis, tetapi juga karena ingin melihat kopi lokal NTB bisa menembus pasar perkotaan. (Ahyar ros)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H