Identitas Buku:
Judul : Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas
Pengarang : Eka Kurniawan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 243
Cetakan : November 2014
ISBN : 978-602-03-0393-2
Sunyi, gelap, sendiri bukanlah petaka. Kesunyian, kegelapan dan kesendirian akan "membutakan", "menulikan", "mengasingkan" seseorang pada ruang yang tak terjamah. Jangankan kedatangan manusia lain. Suara dari mulutmu yang kerap beromong kosong pun tak mampu didengar. Kiranya begitu, sunyi yang diajarkan oleh burung Ajo Kawir. "Hidup dalam kesunyian. Tanpa kekerasan, tanpa kebencian. Aku berhenti berkelahi untuk apa pun, aku mendengar apa yang diajarkan Si Burung."(hlm.123)
"Hanya orang yang enggak bisa ngaceng, bisa berkelahi tanpa takut mati," kata Iwan Angsa perihal Ajo Kawir. (hlm. 1). Kalimat tersebut menjadi pembuka rangkaian kisah kekerasan demi kekerasan yang melibatkan Ajo Kawir dan Si Tokek, anak Iwan Angsa, sejak masa kanak-kanak hingga mereka dewasa. Termasuk kekerasan psikologis yang mengakibatkan "trauma kemaluan" Ajo Kawir hingga tak bisa ereksi.
Kehidupan Ajo Kawir dan Si Tokek di desa, mengeksplorasi kehidupan batin manusia Indonesia di penghujung tahun 90-an. Kegiatan di surau atau langgar, sekolah, komik api neraka hingga cerita silat dan stensilan yang sampai ke desa-desa dan dibaca oleh anak-anak muda pula anak kecil pada masa itu. Tak ketinggalan, cerita tentang preman-preman yang ditemukan mati misterius.