Lihat ke Halaman Asli

Ahonk bae

Menulis Untuk Perdaban

Memoar Banjir Desa di Indramayu; Rekaman Sejarah Banjir Sukaperna

Diperbarui: 12 Februari 2021   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi sudut desa pada pukul 09;04 |Dokumen Pribadi

Banjir belakangan ini menjadi sedikit populer di pedesaan, sedikit menggeser budaya ekologis desa yang ramah lingkungan, sebab belakangan desa juga sudah sering di timpa bencana banjir lazimnya sebuah tata kota kumuh nan semerawut. 

Bendungan Rentang Jatutujuh Majalengka merupakan zona penampungan air juga kontrol utama debit air yang di alirkan pada saluran sekunder maupun primer, saat ini tidak mampu menampung debit air sebab tingginya curah hujan. dan pada 08 Februari 2021 pukul 00;48 data menunjukkan status awas dengan standar status AWAS pada =1200M3/dtk namun pada saat itu 1.236,704 m3/dtk dengan keterangan Debit Air Naik, sehingga melebihi kapasitas bendungan. wal hasil ketika media sosial ramai memposting status Rentang menunjukan Awas, semua berjaga.   

Rempagan, titik pertama pukul 05;44|Dokumen Pribadi

Minggu malam 07 Februari 2021, sekitar pukul 22; 30 WIB yang saat itu tengah kebagian piket malam di balaidesa Sukaperna, Tukdana Indramayu. Ketika rinai hujan saat itu, kami mendapati wa bumi (sebutan untuk raksa bumi) mondar-mandir di depan balaidesa. 

Hingga pukul 23;50 kasi desa atau kliwon di hubungi untuk membantu seorang warga yang sedang menambal cekungan tanggul sungai Cimanuk. Selang beberapa menit kemudian kliwon mengabarkan untuk bersiaga lantaran debit air yang meninggi dengan dengan cepat. sementara ia sibuk membangunkan warga yang rumahnya berada di bantaran sungai Cimanuk untuk bersiaga dan waspada. 

Pada Senin pukul 00;40, Kepala Desa atau Kuwu PJ (Pelaksana Jabatan) telah stand by di Rempagan, tempat yang menjadi barometer debit air masuk ke pemukiman warga.

Namun sampai pukul 02;50 pak kuwu belum menginstruksikan untuk memberitahukan kepada warga untuk bersiaga - hanya mereka yang mendiami bantaran sungai yang paling awal di berikan himbauan, mesikpun tetangga desa telah terdengar himbauan siaga namun pak kuwu punya barometer tersendiri untuk memberikan himbaukan kepada warga. 

Sampai pada pukul 03;30 debit air mulai meninggi dan beberapa warga mulai mendatangi tempat tersebut. Baru kemudian kliwon mengajukan permintaan untuk segera menghimbau kepada warga melalui pengeras suara masjid dan juga mushala. 

Selang beberapa menit kemudian, setelah di umukan melalui pengeras suara warga berdatangan meskipun dalam kondisi mengantuk dan rintik hujan yang belum selesai mengguyur. 

Titik ke 2 pukul 06;56|Dokumen Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline