Sebagai anak berdarah Jawa Sunda, menu nasi kebuli bukanlah menu yang familiar.
Maksudnya bukan menu saya akrabi, kalau diurut dari garis ibu atau ayah dijamin tak ada yang bisa mengolah.
Nenek dari ayah jagonya bikin sambal pecel, sementara nenek dari ibu --termasuk ibu-- jagonya bikin lalapan plus sambal yang pedas abis.
Jadi mau diapa-apain, tidak ada bakat mengolah makanan berbahan daging kambing.
Konon daging kambing cukup susah memilih dan memilah -- kalau bukan ahlinya-, dimulai dari proses menyembelih juga harus tepat.
Jagal yang pintar, akan menguasai tehnik menyembelih dengan baik. Binatang (kambing) siap dipotong, dibuat tidak stres agar darah mengalir lancar.
Menurut ahli perdagingan (bener ga sih bahasanya---hehe), bau prengus disebabkan binatang hendak disembelih tidak relaks/ stres. Sehingga darah di tubuh binatang ini, tidak bisa mengalir sepenuhnya alias tertahan.
E'tapi tidak berhenti di proses sembelih saja, cara mengolah daging kambingpun ada tehniknnya.
Chef jagoan inilah, yang menguasai strategi menyulap daging kambing sehingga tidak alot saat disantap.
Sementara ibu saya, maap-maap yak---hehehe. Nggak berani janji deh, bisa memilih dan mengolah daging kambing seideal jago masak.