Lihat ke Halaman Asli

AH Media

Inklusif dan Toleran

Cobaan dalam Hidup, Ujian Allah Menuju Kebahagiaan

Diperbarui: 19 November 2024   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

COBAAN DALAM HIDUP : Ujian Allah Menuju Kebahagiaan 

Oleh : M. Fatikhun, S.Ag., M.H

Allah menciptakan dua kehidupan, yaitu : dunia dan akhirat. Kehidupan Akhirat itu merupakan kelanjutan dari kehidupan dunia, dimana kehidupan Akhirat itu lebih baik daripada kehidupan dunia. Akhirat juga kehidupan haqiqi dan akhir dari kehidupan. Dua alam kehidupan (dunia-Akhirat) tersebut, adalah alam yang berbeda, akan tetapi sebenarnya merupakan satu kesatuan. Maksudnya, kehidupan dunia adalah sebuah perjalanan menuju kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan Akhirat, dan kehidupan dunia akan menjadi penentu kehidupan Akhirat. Barang siapa yang menjalani kehidupan didunia dengan jalan yang benar yaitu menggunakan petunjuk dari Allah, maka akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia, sekaligus akan selamat dan mendapatkan kebahagiaan hidup di Akhirat nanti.

Allah menjanjikan kebahagiaan dan keselamatan pada dua alam yaitu ; dunia dan Akhirat. Agar manusia memperoleh apa yang dijanjikan-Nya, Allah menciptakan manusia, sekaligus memberikan petunjuk untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidupnya. Bentuk kebahagiaan dan keselamatan yang dijanjikan Allah, antara lain ; Allah akan memberikan kemashlahatan dan kesejahteraan hidup berupa ketenangan jiwa dan rizqi yang baik (halal-berkah) didunia. Begitu juga, Allah akan memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan pada kehidupan yang abadi di Akhirat. Petunjuk hidup tersebut adalah semua hukum dan jalan (syari'at) Allah yang terdapat dalam Al-Qur'an al-Karim. Barang siapa yang menggunakan petunjuk tersebut pasti akan mendapatkan apa yang dijanjikan Allah.

Untuk mendapatkan kebahagiaan, sebenarnya mudah asalkan manusia percaya sepenuh hati kepada Allah dan segala petunjuk-Nya. Karena dengan petunjuk-Nya, Allah tidak pernah bermaksud mempersulit makhluq-Nya, melainkan justru mempermudah, sebab tujuannya adalah menata kehidupan manusia agar lebih baik (mashlahah). Akan tetapi, yang dirasakan oleh kebanyakan manusia, hukum Allah itu sangat sulit dan berat dijalankannya. Perasaan ini terjadi, karena manusia dalam menjalani kehidupan dunia lebih mendahulukan nafsu daripada hati. Sedangkan nafsu itu adalah cenderung pada syaithan, dan syaithan itu pasti bertentangan dan melawan hukum Allah.

Kunci dalam menjalankan petunjuk-petunjuk Allah agar memperoleh kebahagiaan dan keselamatan hidup didunia dan Akhirat, adalah "kesabaran". Allah memberikan petunjuk didalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 155-156, yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut :

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (155). (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (156)".

Beberapa hikmah yang dapat kita petik dari ayat tersebut antara lain : Manusia, dalam menjalani kehidupan di dunia, akan mendapatkan cobaan (ujian) dari Allah. Cobaan tersebut, berupa : Pertama, "Ketakutan" (al-khouf). Dalam ayat tersebut, beberapa mufassir memahami (menafsiri) al-khouf yaitu : "qolil min al-khouf" (sedikit ketakutan). Alloh mencoba/menguji manusia dengan memberi ketakutan yang kecil (sedikit), bukan ketakutan "sangat". Maksudnya, ketakutan yang sedikit berarti tidak sepenuhnya takut, berarti masih memiliki sebagian yang cukup banyak "keberanian". Ketakutan, itu sebuah perasaan yang "ada dimana saja" dan "kapan saja", dalam kehidupan manusia. Perasaan ini sangat merugikan bagi kehidupan manusia. Sebab, ketakutan dapat menyebabkan kegagalan, kemunduran dan stagnasi (kemandegan) dalam setiap aktifitas kehidupan manusia. Lantaran ketakutan orang gagal mendapatkan apa yang diinginkannya, berarti gagal memperoleh kebahagiaan.

Kedua, "kelaparan" (al-Juu'). Kelaparan adalah gambaran orang yang tidak memiliki "penghasilan" (rizqi) untuk dimakan, atau disebut juga "kemiskinan". Manusia yang berada dalam keadaan kelaparan (kemiskinan), artinya sedang merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan (menyedihkan). Berarti pada saat itu, menerima kondisi yang tidak membahagiakan-tidak mendapatkan kebahagiaan. Kelaparan dapat terjadi karena memang tidak mempunyai penghasilan (miskin) atau bisa juga lantaran sedang terjadi krisis pangan atau paceklik (istilah bahasa jawa). Pasti berat menyandang keadaan yang demikian.

Ketiga, "kekurangan harta"/"dikurangi hartanya". Dalam keadaan ini, bisa jadi pada awalnya manusia telah memiliki harta (kaya) atau sukses dalam usahanya. Akan tetapi karena suatu hal, harta kekayaannya habis, misalnya karena boros dalam penggunaannya atau karena bangkrut usahanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline