Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa FTP UB Ciptakan Alat Ekstraktor Propolis

Diperbarui: 17 Juli 2017   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Propolis adalah sejenis resin yang dikumpulkan lebah dari berbagai tumbuhan yang bercampur dengan saliva dan enzim lebah yang digunakan untuk membangun sarang. Di dunia kesehatan propolis merupakan suplemen kesehatan herbal yang berguna untuk membantu mengobati dan mengatasi berbagai macam jenis keluhan atau penyakit pada tubuh tanpa menimbulkan efek samping. Hal ini dikarenakan dalam propolis terkandung bahan aktif diantaranya Flavonoid yang berpotensi sebagai sumber antioksidan berskala tinggi yang diproduksi oleh lebah madu. 

Aktivitas antioksidan pada propolis menduduki peringkat pertama dalam kekuatan melawan oksidan dan radikal bebas dibandingkan dengan hasil produk lebah lainnya.Khasiat propolis diataranya untuk penyakit mulut dan tenggorokan, jantung, darah tinggi, mematikan sel kanker, meningkatkan sistem imun, menghilangkan nyeri, antibody, typus dll. 

Berdasaran khasiat tersebut, propois memeliki respon pasar yang sangat baik. Permintaan pasar terhadap propolis terus meningkat dan mencapai 20% pertahun. Sayangnya selama ini peternakan lebah madu kebanyakan menjual langsung propolis mereka ke industry pengolahan, padahal harga propolis mentah hanya dijual 600.000 per Kg sedangkan harga ekstrak propolis dapat dijual mencapai harga 6 juta per liter. Penyebabnya tak lain adalah karena proses yang dilakukan tak dapat secanggih di industri, proses yang mereka gunakan masih konvensional yaitu maserasi yang memerlukan waktu proses mencapai 72 jam hingga 1 minggu.

Hal ini yang mendorong mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Univeristas Brawijaya menciptakan mesin ekstraksi propolis bernama B-PROTECT. Lima orang mahasiswa FTP UB yang membuat B-PROTECT (Bee Propolis Heat Extractor) adalah Annisa Aurora Kartika (THP 2015), Rio Bangga Indriawan (TEP 2015), Ahmed Alwy Al Azmi (TEP 2014), Vindy Septian A.K. (TEP 2014) serta Nada Mawarda Rilek (TIP 2013) dibawah bimbingan Joko Prasetyo, STP, M.Si.

Secara teori, prinsip ekstaksi ReHeater sendiri menggunakan resistive heating untuk proses ekstraksi, dimana pemanasan dilakukan dengan mengalirkan bahan arus listrik secara langsung pada bahan sehingga dapat menghasilkan panas yang berasal dari bahan itu sendiri. Proses ini berdampak panas dapat merata keseluruh bahan.

Setelah melakukan pengujian hasil, langkah kedepan yang dilakukan oleh tim ini adalah penyempurnaan alat seperti penstabilan system control dan tegangan. Para mahasiswa ini menyatakan, B.Protect ini dibuat untuk menjadi teknologi tepat guna berbasis ReHeater pada ekstraksi propolis di peternakan lebah madu. Sehingga kedepannya diharapkan peternak lebah mampu memproduksi propolis secara mandiri.  (dse)

koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline