Lihat ke Halaman Asli

Ahmed Tsar Blenzinky

TERVERIFIKASI

Blogger | Content Creator | Sagitarius

GERAKAN NASIONAL CINTA MUSEUM: Peluang Dan Tantangan

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tercatat ada 16 museum yang berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). 16 museum itu adalah: Museum Indonesia, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Keprajuritan Indonesia, Museum Perangko Indonesia, Museum Pusaka, Museum Transportasi, Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Telekomunikasi, Museum Penerangan, Museum Olahraga, Museum Asmat, Museum Komodo dan Taman Reptil, Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu, Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Museum Minyak dan Gas Bumi, dan Museum Timor Timur.

Dari ke-16 museum itu, bisa saja arti TMII diplesetkan menjadi Taman Mini Indonesia Indah. Alasannya, 16 museum itu menghimpun sejarah perjalanan Indonesia. Belum lagi berbagai anjungan daerah yang ada di TMII, itu juga dapat disebut museum karena berisi koleksi budaya penanda adanya suuku-suku di Indonesia.

Jadi Taman Museum Indonesia Indah bukan berarti negatif yang merujuk pada kekunoan, melainkan memang faktanya TMII adalah kawasan segala museum yang berisi segala koleksi sejarah dan budaya Indonesia.

Nah ketika fakta itu ada maka pertanyaannya adalah: Bagaimana membuat TMII sebagai objek wisata sejarah dan budaya yang tak hanya dikunjungi sekali? TMII sendiri punya beberapa program agar tidak sepi pengunjung. Semisal di tahun 2013 ini, TMII menamakan program itu dengan "TMII MAJU" dengan rincian program: Terbangunnya Teater 5000 seat, memiliki gedung parkir yang memadai, memiliki kendaraan Wira-Wiri yang mencukupi, petugas Front Liner Handal, memiliki Terminal Mobil Wira-Wiri, target pengunjung 5,5 juta orang, dan Pergelaran bertaraf ASIA.

Dari keenam rincian program tersebut, terlihat tidak ada program yang langsung menuju revitalisasi (penyegaran) tempat-tempat museum. Enam rincian program itu hanya mengarah pada perbaikan kuantitas TMII secara keseluruhan. Lalu dari pertanyaan, Bagaimana membuat TMII sebagai objek wisata sejarah dan budaya yang tak hanya dikunjungi sekali? Jawabannya tidak ada dalam keenam rincian program di atas.

Sebenarnya TMII sendiri sudah mempunyai kegiatan yang mampu menyedot pengunjung untuk terus datang. Yakni pertunjukan seni budaya seperti pergelaran wayang dan lain-lain. Akan tetapi para pengunjung yang datang ke pertunjukkan seni budaya itu baru efektif ke pengunjung khusu, yaitu yang menyukai pagelaran seni budaya. Itu satu. Kedua, pertunjukan seni budaya itu hanya menyentuh sisi luar revitalisasi beberapa museum di TMII.

Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM)

Di sinilah TMII diperlukan kerjasama dengan pihak-pihak lain agar berbagai obyek museumnya tak sepi pengunjung. Pihak pertama yang diajak kerjasama misal dengan Direktorat Museum Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata. Direktorat Museum sendiri mempunyai program yang bernama Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM).

GNMC sendiri mencerminkan gerakan agar masyarakat lebih mengapresiasi berbagai fungsi museum sebagai nilai kesejarahan dan budaya bangsa. Lebih jauh tentang apresiasi itu bisa dilihat dari beberapa strategi program GNMC. Yakni:

  • Meningkatkan inovasi sistem peragaan koleksi museum yang ditata secara modern tanpa mengabaikan peran pendidikannya, misalnya melalui sentuhan teknologi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline