Lihat ke Halaman Asli

Ahmed Tsar Blenzinky

TERVERIFIKASI

Blogger | Content Creator | Sagitarius

Steak Hotel by Holycow: Menjadi Karnivora Beretika

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1355982642953890346

People Who Loves To Eat Are Always The Best People (Julia Chlid)

Etiket makan datang dari orang terbaik. Orang yang sudah mengerti dan belajar bagaimana caranya mengkonsumsi suatu makanan, itulah orang yang terpilih (baca: terbaik). Termasuk juga etiket mencicipi daging Wagyu, ada caranya tersendiri. Tujuannya selain menghargai sejarah makanan Wagyu yang berasal dari Jepang serta pengolahan dagingnya yang berkualitas, juga agar rasa steak Wagyu ternikmati secara maksimal. Di Steak Hotel by Holycow milik Wynda Mardio, para orang terpilih dapat menemukan pengalaman terbaik makan steak Wagyu. Dari bagaimana cara mengolahnya, tingkat kematangan daging, sampai menikmati steak Wagyu yang berkualitas, juicy, dan halal.

Dari balik semak-semak rumput, mengintip sepasang mata liar. Pelan-pelan pemilik mata itu mengendap-endap di antara saling silang rerumputan liar. Dari tatapannya, terlihat rasa lapar yang cetar membahana. Benar saja, empat kaki pemilik mata itu langsung melesat mendobrak belukar rerumputan. Berlari bagai setan kesurupan, menuju satu target, yaitu kumpulan sapi yang sedang makan. Tak sampai hitungan jam, satu korban sapi sudah mati tergigit lehernya.

Tak lama setelah sang macan menjinakkan satu ekor sapi, keluarlah lima anaknya dari balik semak. Mereka nampak senang berlarian menuju induknya. Ya karena di TKP (Tempat Karnivora Pesta) telah terhampar hidangan lezat seberat kerbau dewasa.

Etiket makan wagyu

Pesta segera digelar. Di mana ada gumpalan daging, enam macan itu berebutan sampai hanya tersisa tulang-tulangnya saja. Setelah kekenyangan, mereka bai kana meninggalkan serak-serak tulang di mana-mana.

Itulah gambaran adegan acara Flora dan Fauna di televisi. Mereka para hewan karnivora ganas dalam bersaing dan mencari makan demi kelangsungan rantai ekosistemnya. Bagaimana dengan manusia? Tentu manusia lebih dari karnivora, maka disebut sebagai omnivora. Tapi di dalam diri omnivora benama manusia, jelas juga ada nafsu karnivora bila mereka lapar.

Akan tetapi walaupun manusia dikenal sebagi pemakan segala, dari tetumbuhan sampai daging. Sebagian besar dari mereka jelas mempunyai etiket bagaimana memakan santapannya. Ya karena manusia adalah makhluk sosial. Itu satu. Kedua, manusia dibekali pikiran bagaimana caranya bersopan santun dalam segala hal.

Contoh misalnya ketika kita makan potongan daging sapi (atau yang dikenal sebagai steak), ternyata ada aturan bagaimana cara menyantapnya. Di saat kita makan steak atau wagyu, di saat itu pula insting karnivora kita keluar. Nah untuk mengontrol insting itu, etiket makan diperlukan.

Apalagi kalau kita makan bersama dengan yang lainnya, sangat perlu untuk fokus bagaimana menyantap wagyu secara benar. Seperti yang penulis alami pada saat event #GetUrbanized dari Kompasiana danUrbanesia di Steak Hotel by Holycow, Jalan Kemang Raya No 95, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Sabtu, 01/12/12). Ternyata, ada cara makan yang benar ketika menyantap wagyu, dan penulis belum tahu itu karena memang baru pertama kali mecoba wagyu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline