Lihat ke Halaman Asli

Ahmed Tsar Blenzinky

TERVERIFIKASI

Blogger | Content Creator | Sagitarius

Dampak Radiasi Nuklir Luar Biasa, Bagaimana Dengan Radiasi SUTET?

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13008487482015620854

Hari-hari ini berbagai media Nasianal diramaikan dengan berita bocornya penampung-penampung reaktor nuklir di Fukushima, Jepang. Kita tahu semua, bocornya beberapa penampung PLTN tersebut akibat bencana gempa 9 SR disusul dengan Tsunami dahsyat. Sebagai contoh, Kompas cetak menurunkan laporan berturut-turut dari bagaimana kebocoran itu terjadi, apa dampaknya bila benar terjadi pelepasan hidrogen ke udara bebas, apa bahayanya bila hidrogen meradiasi manusia, air, susu dan sayur-sayuran sampai bagaimana cara mencegah radiasi hidrogen yang ditularkan melalui udara dan hujan asam.

Luar biasa. Benar-benar luar biasa bila benar-benar radiasi nuklir mengenai manusia. Kompas cetak sendiri mencontohkan bagaimana penderitaan berbagai orang yang telah teradiasi nuklir pada kejadian di Hiroshima-Nagasaki Jepang dan Chernobyl Ukrania. Banyak yang meninggal pada saat peristiwa tersebut dan banyak pula yang cacat seumur hidup hingga kini.

Dari berbagai berita tentang dampak bocornya penampung-penampung PLTN Fukushima yang dilaporkan Kompas cetak tersebut, terselip informasi: ternyata manusia sering terpapar radiasi, selain dari berbagai zat pembentuk nuklir. Misal radiasi dari alat komunikasi telepon seluler (ponsel), radiasi makanan yang telah terkontaminasi zat-zat kimia serta radiasi dari Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

SUTET

Dari segi bahasa, radiasi merupakan proses pemaparan sinar atau energi ion yang mengakibatkan sindrom (penyakit) pada manusia (WordWeb Software). Nah dari pengertian radiasi tersebut, sumber radiasi bisa berasal dari mana saja asal dapat menghantarkan sinar atau energi ion. Salah-satunya berasal dari Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). SUTET sendiri adalah tiang berbentuk menara yang digunakan untuk menghantarkan energi listrik ke berbagai satuan-satuan tiang besi penerima. Dari satu menara SUTET, kandungan energi listriknya sebesar 150 atau 500 kV.

[caption id="attachment_96192" align="aligncenter" width="640" caption="Selain radiasi, resiko tinggal di kolong SUTET juga bisa datang dari kabel-kabel listrik yang terlepas. Atau, seperti yang diberitakan Radio Elshintha kemaren: seorang penerjun paralayang tersangkut di SUTET di daerah kawasan Bekasi. (sumber gambar: flickr.com)"][/caption]

Karena menyangkut kepentingan orang banyak, seringkali SUTET dibangun di tengah-tengah atau melewati perumahan penduduk. Nah, ketika keberadaan SUTET menyatu dengan perumahan penduduk, paparan radiasi sangat mungkin terjadi. Paparan energi ion dari SUTET kepada manusia berupa radiasi gelombang elektromagnet. Jika memang benar ada seseorang yang terkena paparan radiasi gelombang elektromagnet, maka orang tersebut akan mengidap suatu sindrom yang bernama electrical sensitivity. Bentuk-bentuk gangguan sindrom kecil electrical sensitivity banyak sekali seperti keletihan menahun, pusing sampai telinga berdenging dan depresi.

Bagaimana dengan sindrom besar yang disebabkan oleh paparan radiasi gelombang elektromagnet dari SUTET? Maksudnya adakah wujud gangguan besarnya? Jelas ada kalau, ya kalau paparan energi elektromagnet SUTET sudah melebihi ambang batas normal, yaitu sebesar 5 kV/m pada tubuh manusia. Kalau melebihi maka akan menibukan cacat bawaan bagi anak yang baru lahir, pada pria dewasa akan terdampak infertilitas, kanker cair pada darah atau leukemia dan lain-lain.

Cara Meminimalisir Resiko Radiasi SUTET

Perhatikan, berbagai bentuk sindrom, baik yang kecil maupun yang besar, akibat radiasi gelombang elektromagnet SUTET kemungkinan besar hanya dapat terjadi kepada penduduk yang tinggal di sekitar kolong SUTET sampai sejauh radius 25 m. itu satu. Kedua, dampak paparan gelombang elektromagnet SUTET kira-kira memerlukan jangka waktu yang lama untuk berbentuk gangguan electrical sensitivity pada tubuh manusia. Artinya, bagi anda semua yang sudah lama tinggal di kolong SUTET, paling tidak 10 tahun lebih, akan beresiko terkena gangguan electrical sensitivity ini.

Lalu, bagaimana dengan penduduk yang sudah terlanjur tinggal di kolong SUTET? Maksudnya adakah cara menghindari resiko terpapar gelombang elektromagnetnya? Selidik punya selidik, ternyata ada cara untuk meminimalisir paparan radiasi SUTET. Setidaknya ada lima cara untuk menekan resikonya menurut Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK, dari Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.

1.Untuk mereduksi tingkat paparan radiasinya kepada tubuh manussia, sebaiknya di depan rumah dibuat sebuah taman, baik taman yang berbentuk mungil maupun taman yang terdiri dari pot-pot tanaman.

2.Bagi penduduk yang tinggal di kolong SUTET, usahakan jangan berada di luar rumah pada malam hari apalagi dalam jangka waktu lama. Tahu kenapa? Ya karena pada malam hari adalah tegangan listrik sedang tinggi karena sedang digunaka beramai-ramai pemakaiannya berbeda dengan siang hari.

3.Desain rumah pun harus diperhatikan, buatlah plafon (ruaang kosong antaran atap dengen genteng rumah) agar paparan radiasi bisa terkurangi.

4.Selain melengkapi dengan plafon, rumah beserta barang-barang konduktor ( benda atau barag yang dapat menghantarkan arus listrik seperti atap seng, kawat jemuran, mobil dan lain-lain) sebaiknya diberi grounding berupa kabel yang langsung terhubung ke tanah. Tujuannya jelas agar arus listrik langsung terserap oleh bumi.

5.Lalu bagaimana jika anda yang tinggal di kolong SUTET, sudah merasakan gejala gangguan electrical sensitivity? Ya segeralah periksakan diri anda pada dokter.

Jadi menurut anda, apakah tingkat bahayanya sama antara radiasi nuklir dengan radiasi gelombang ektromagnet SUTET?

Semoga Bermanfaat

Diolah dari laporan berita “Menekan Risiko Di Kolong SUTET” Intisari edisi Juli 2006




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline