Lihat ke Halaman Asli

Argument: Mengenali Macam-macam Sesat Berpikir (Logical Fallacy)

Diperbarui: 4 Januari 2020   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Oleh

Ahmad Zainudin

Kita sebagai manusia memiliki kemampuan untuk membuktikan sesuatu fakta atau dengan kata lain kemampuan manusia untuk memahami sesuatu hal. Proses untuk memahami suatu hal tersebut adalah kemampuan penalaran. Setelah mampu bernalar, kita mampu  menghasilkan argumen. Kita membuat dan mendengar argumen setiap hari dan terkadang kita tidak sadar sudah menciptakan sebuah argumen.

Perlu diketahui argumen terdiri dari premise (alasan) dan conclusion (kesimpulan). Premis harus didukung dengan nalar, bukti pendukung, dan pernyataan. Berikut saya sediakan contoh sebuah argument yang logis:

- Premise 1: Seluruh manusia adalah makhluk hidup

- Premise 2: Einstein adalah manusia

- Conclusion: Einsten adalah makhluk hidup

Jika premise benar, maka kesimpulan pasti benar. Namun, ada beberapa kasus dimana kesimpulan dalam sebuah argumen dilandaskan kepada kemungkinan, seperti contoh:

- Premise 1:  Setiap hari sabtu murid-murid ekskul

- Conclusion: Sabtu depan anak-anak akan ekskul

Karena kemungkinan sabtu depan sekolah mengadakan kegiatan lomba, maka kemungkinan ekskul diliburkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline