Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Raihan

Mahasiswa

Sinden, antara Menyuarakan dan Menyampaikan

Diperbarui: 19 Desember 2023   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika menonton sebuah acara musik, penyanyi sebagai pusat perhatian. Penyanyi selalu tampil terdepan. Karena itu, sering kali penyanyi lebih dikenal publik daripada anggota musisi yang lain. Penyanyi idealnya juga memiliki wajah yang cantik atau tampan. Itu semata agar menarik dan lebih digandrungi publik. Modal suara indah saja tidak cukup, kurang menjual, dan tak laku.

Penyanyi memiliki tugas penting, yakni melagukan lirik, agar pesan lirik itu sampai kepada penonton. Apabila lagunya bertema kesenangan, kebahagiaan, dan semangat, maka liriknya berkisah tentang hal yang sama. Membuat penonton dapat merasakan dan menghayati tiap-tiap kata yang dinyanyikan itu. Dengan demikian, tugas seorang penyanyi adalah menyampaikan pesan teks (lirik) kepada penonton.

Sementara dalam pementasan wayang tugas sinden tidak demikian. Kendatipun ia berada dalam lingkungan kelompok musik (karawitan), tugasnya berbeda dengan penyanyi. Sinden tidak menjadi pusat perhatian dalam pertunjukan gamelan. Ia tak berdiri, tetapi duduk selayaknya musisi gamelan lainnya. Kedudukannya sama atau seimbang dengan instrumen musik lainnya. Ia tidak lebih tinggi ataupun lebih rendah.

Dalam pementasan wayang, sinden tak harus cantik karena ia tak selalu menjadi fokus sajian (gending), yang dipertimbangkan adalah keterampilannya dalam mengolah alur melodi sindenan. Dan, lebih penting lagi, ia tak memiliki kewajiban dalam menyampaikan pesan lirik sindenannya kepada penonton.

Hal itu terjadi karena teks lirik sindenan menggunakan bahasa Jawa yang kompleks, dengan makna yang berlapis-lapis, penuh dengan aturan-aturan formal (karya sastra; guru lagu, guru wilangan, dan lain sebagainya). Bahkan, sinden sendiri sering kali tidak mengerti arti dan makna yang disenandungkan.

Dengan demikian, tugas sinden adalah menyuarakan teks lirik, bukan menyampaikan. Menyuarakan berarti semata menyenandungkan. Sinden tidak memiliki tanggung jawab lebih apakah pesan dalam teks liriknya itu sampai, diterima, dan dipahami penonton atau tidak.

Sementara jika penyanyi sebaliknya, ada tanggung jawab untuk menyampaikan pesan agar diterima penonton dengan mudah. Tidak jarang kemudian para penyanyi itu mengajak penonton menyanyi bersama-sama. Itu karena penonton mengerti dan memahami bangunan bahasa beserta artinya dalam lirik yang disenandungkan.

Sinden tentu saja tidak dapat melakukan itu. Dengan demikian, sinden sebenarnya adalah ”instrumen musik gamelan” yang cara penyajiannya dengan vokal. Itu setara dengan instrumen kendang ataupun demung yang cara penyajiannya dengan ditabuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline