Lihat ke Halaman Asli

Free Sex Generasi Milenial

Diperbarui: 13 Juni 2021   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

“FREE SEX GENERASI MILENIAL”

Budaya yang mengakar ditengah kalangan para remaja “pacaran”, menurut kalian apa itu pacaran? Apakah pacaran membawa dampak positif? Lalu adakah manfaatnya? Dan adakah kaitanya dengan free sex dikalangan para remaja? Mari kita bahas bersama.

Free sex adalah sexs bebas yang banyak terjadi dikalangan remaja saat ini, lalu apa kaitanya dengan pacaran? Kita tidak memungkiri pacaran adalah suatu kegiatan yang umum dilakukan oleh para remaja dengan dalih penyemangat hidup, seperti pepatah berkata “ Hidup Tanpa Cinta Bagaikan Sebatang Pohon Yang Kokoh Berdiri Namun Kering Tanpa Dihiasi Buah Atau Bunga”. Ya cinta alasan mengapa banyak remaja melakukan pacaran? Kita ketahui cinta merupakan fitrah terhadap setiap manusia yang diberikan oleh tuhan namun demikian, banyak remaja yang berdalih mengatakan cinta hanya untuk menutupi hasrat atau nafsu dengan cara merayu untuk mendapatkan kepuasan. Tak hanya pria setiap mahluk hidup juga difitrahi nafsu oleh tuhan untuk digunakan sebagaimana mestinya, banyak remaja yang kurang edukasi tentang religi membuat mereka semena-mena memperlakukan fitrah yang diberikan kepada manusia tanpa aturan hingga berujung pada hal yang sangat merugikan. Sebenarnya ada banyak hal yang melatarbelakangi terjadinya Free sex, seperti keadaan financial,pekerjaan, dan lain sebagainya. Namun kali ini saya ingin menyinggung soal pacaran yang menurut saya sudah menjadi budaya yang mengakar pada generasi milenial. Tak jarang berpacaran berakhir dengan LKMD (Lamaran Keri Meteng Duluan) atau sering disebutnya hamil diluar nikah. Namun ada juga dampak positifnya yaitu dapat mengurangi stress, meningkatkan rasa percaya diri, menjalin hubungan pacaran dengan seseorang yang bisa memahami dan saling mendukung satu sama lain tentu menjadi suatu kebahagiaan tersendiri.

Pacaran adalah proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan untuk berjodoh. Memang memiliki dampak positif tapi jika kita lebih cermat lagi, pacaran mendatangkan segudang hal buruk. Sek bebas merupakan salah satu masalah yang terjadi di banyak negara termasuk Indonesia. Menurut penelitian terbaru mengungkap bahwa sekitar 33 persen remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan seks penetrasi.

Penelitian itu dilakukan oleh Reckitt Benckiser Indonesia lewat mereka alat kontrasepsi Durex terhadap 500 remaja di lima kota besar di Indonesia menemukan, 33 persen remaja pernah melakukan hubungan seks penetrasi.Dari hasil tersebut, 58 persennya melakukan penetrasi di usia 18 sampai 20 tahun. Selain itu, para peserta survei ini adalah mereka yang belum menikah.

"Ini mencengangkan. Jadi kalau mengatakan bahwa edukasi seksual itu masih tabu, saya kira ini perlu menjadi suatu data yang perlu dipertimbangkan," kata dr. Helena Rahayu Wonoadi, Direktur CSR Reckitt Benckiser Indonesia dalam pemaparannya di Jakarta.

Hasil temuan dari survei yang dilakukan secara daring ini juga menemukan bahwa dari 33 persen remaja tadi, setengahnya tidak menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom.

Helena menambahkan, temuan ini seakan menunjukkan adanya urutan dari pengalaman seks yang diterima oleh para remaja di Indonesia. Di mana kebanyakan dari peserta mendapatkan tanda pubertas pertama di usia 12 sampai 17 tahun, menerima pendidikan seks di usia 14 sampai 18 tahun, dan merasakan pengalaman seks penetrasi pertama di usia 18 sampai 20 tahun.Meski begitu, temuan ini mendapatkan kritik. Khususnya terkait hasil 33 persen yang diungkap dalam studi tersebut.

Pengalaman saya sendiri ketika duduk di bangku SMP sampai SMA tak jarang menemukan teman yang rela putus sekolah karena telah hamil, mengingat kejadian itu pentingnya edukasi tentang seks dari pihak keluarga terutama dan pengaruh lingkungan. Ini menjadi suatu perhatian tersendiri bagi orang tua diluar sana mungkin sebagian remaja free sex aman jika tidak ketahuan ataupun free sex tidak menyebabkan kehamilan dan sebagainya terlepas dari itu kita memiliki tuhan, kita punya yang mengatur hidup yang jelas melarang perbuatan tersebut. Ada kalanya edukasi seks diterapkan dalam dunia pendidikan bertujuan untuk memberitahu penting dan bahayanya penggunaan alat reproduksi secara asal-asalan. Dan pacaran adalah alasan paling umum yang menyebabkan free seks dikalangan para remaja sering berujung tragis ketika terjadi hamil diluar nikah ada yang tak siap, malu dan lain sebagainya.

   

Semua tanggung jawab siapa?salah siapa? Dan harus bagaimana? Dan bagaimana nasib para penerus bangsa jika demikian? Mari bersama-  sama membangun generasi Indonesia agar berkualitas kembali demi kehidupan yang lebih baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline