Lihat ke Halaman Asli

Peran Bohir Politik dalam Kontestasi Pemilu

Diperbarui: 15 November 2024   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://perludem.org/

Di tengah kontestasi politik di Indonesia, istilah "bohir politik" semakin sering terdengar. Istilah ini merujuk pada individu atau kelompok yang menyediakan dukungan finansial besar untuk mendukung pasangan calon tertentu dalam pemilihan umum. Bohir politik tidak hanya menjadi salah satu elemen penting dalam strategi kampanye, tetapi juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dinamika demokrasi di Indonesia.

Peran Bohir Politik dalam Mendukung Pasangan Calon

Pemilihan umum, baik di tingkat daerah maupun nasional, membutuhkan dana yang sangat besar. Biaya kampanye mencakup iklan, logistik, alat peraga, dan operasional tim kampanye. Di sinilah bohir politik memainkan peran kunci. Mereka menyuntikkan dana untuk mendukung pasangan calon dengan harapan calon tersebut menang dan, sering kali, dapat memenuhi kepentingan pribadi atau kelompok mereka di kemudian hari.

Dukungan bohir politik dapat berupa sponsor langsung atau penyediaan jaringan dan fasilitas tertentu. Dalam beberapa kasus, mereka juga berperan dalam membangun citra publik pasangan calon melalui media massa, influencer, atau konsultan politik profesional. Dengan kekuatan finansial yang mereka miliki, bohir politik mampu menentukan arah kampanye dan isu-isu yang menjadi fokus perhatian.

Dampak Bohir Politik terhadap Kualitas Demokrasi

Meskipun kontribusi bohir politik dapat membantu pasangan calon menjalankan kampanye yang kompetitif, keberadaan mereka juga sering dipandang merusak kualitas demokrasi. Ada beberapa alasan mengapa hal ini menjadi perhatian:

  1. Dominasi Uang dalam Politik


Bohir politik memperbesar pengaruh uang dalam proses politik, sehingga menciptakan ketimpangan yang merugikan calon-calon yang tidak memiliki akses ke sumber daya besar. Demokrasi yang seharusnya menjunjung tinggi prinsip kesetaraan berubah menjadi kompetisi berbasis modal.

  1. Ketergantungan pada Elite Finansial

Calon yang didukung bohir politik sering kali menjadi terikat pada kepentingan pendonor, yang dapat mengurangi independensi mereka. Kebijakan publik yang dihasilkan cenderung berpihak kepada kepentingan bohir ketimbang kepentingan masyarakat luas.

  1. Korupsi dan Nepotisme

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline