Lihat ke Halaman Asli

ahmadzakyall

cuma manusia biasa yang di niai dari satu sisi

Meretas Keheningan: Menggali Kebebasan dan Kegigihan Wiji Thukul dalam Film

Diperbarui: 31 Mei 2024   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Youtube KawanKawan Media

Dengan Sutradara Yosep Anggi Noen, Istirahatlah Kata-kata berdurasi 97 menit, dengan Gunawan Maryanto sebagai Wiji Thukul dan Marissa Anita sebagai Sipon.

Fokus cerita adalah Wiji Thukul, yang dimainkan oleh Gunawan Maryanto, yang menjadi buronan pemerintah karena puisi-puisinya yang menentang rezim Soeharto. Setelah kerusuhan Mei 1998, Wiji harus bersembunyi di berbagai tempat untuk menghindari ditangkap. Sementara itu, tanpa suami dan ayah, istrinya, Sipon (Marissa Anita), dan anak-anak mereka harus bertahan dalam ketidakpastian.

evasrirahayu.com

Gambaran karakter dan peran

Guanawan Maryanto memberikan penampilan yang sangat mendalam sebagai Wiji Thukul. Ia berhasil menggambarkan kegelisahan, ketakutan, dan semangat perlawanan Thukul. Marissa Anita tampil dengan baik sebagai Sipon, menggambarkan kesedihan dan ketegaran seorang istri yang kehilangan suaminya pada saat menjadi buron pada era rezim soeharto.


Tema

kisah seseorang dan bagian penting dari sejarah indonesia.Film "Istirahatlah Kata-kata" bukan hanya sebuah biografi tetapi juga menggambarkan masalah Indonesia kontemporer. Film ini menceritakan kisah Wiji Thukul dan mengajak penonton untuk mempertimbangkan arti kebebasan berbicara, menentang penindasan, dan peran masyarakat sipil dalam memperjuangkan keadilan. Semangat yang digambarkan dalam film ini masih hidup dan inspiratif, dan keadaan di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa perjuangan masih berlangsung.

Kesimpulan


"Silence the Words" membahas masalah kebebasan ekspresi, ketidakadilan, dan perjuangan melawan tirani. Film ini menceritakan kisah seseorang dan bagian penting dari sejarah Indonesia. Melalui perjalanan yang dilakukan oleh Wiji Thukul, penonton diajak untuk mempertimbangkan nilai kebebasan berpendapat dan biaya yang harus dibayar untuk memperjuangkannya.

Film yang mengharukan dan penting, "Istirahatlah Kata-kata" menghormati Wiji Thukul dan perjuangannya. Karya ini mengingatkan kita akan masa lalu yang hitam dan pentingnya menjaga kebebasan berbicara. Film ini adalah tontonan yang sangat berharga bagi mereka yang tertarik dengan sejarah dan kisah perjuangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline