4 Desember pertama aku posting di kompasiana dan jadilah aku kompasianer. Pertama yang berbenak dalam fikiran, ketika bergabung dengan kompasiana adalah kebahagiaan. Mengapa bahagia? karena, menurut saya bahagia itu kalo bisa melakukan apa yang diinginkan dan terkabul, menulis barang salah satunya, dan dinamika sebagai bonusnya. Menurut saya berkarya yang paling mudah adalah memberikan sesuatu yang berdampak kepada sesama dan bermakna, contoh saja menuliskan karangan dengan nilai informatif, argumentasi, atau dengan tujuan persuasif. Ada juga loo yang menulis karena seseorang tersebut ingin ide yang dicitakan diikuti banyak orang, tentu karena manfaat yang sebelumnya ia peroleh dari pengalaman.
Tuhan menciptakan manusia di dunia untuk saling melengkapi alam semesta, menjaga bumi dan isinya. Begitupun dengan dengan imaterial yang ada, yakni termasuk ide, gagasan yang mengandung nilai positif, sebagai penyeimbang nafsu manusia yang cenderung negatif. Mengapa manusia selalu menginginkaan hal yang dia inginkan? karena pada dasarnya manusia membutuhkan manusia lain, ingin selalu berkuasa, tidak mau tertindas, dan selalu ingin mendapat perhatian dari sesama. Dari situlah manusia harus menunjukkan dirinya kepada orang lain dengan ide yang tak jarang berbeda, sehingga dari perbedaan itu menemukan benang merah yang mirip dengan kedua tujuan bersama. Dalam proses pemahaman tersebut, itulah yang dinamakan dinamika, persetubuhan tesa-anti tesa atas dasar etika, ilmu pengetahuan, bahkan nafsu dengan nurani yang dipunya setiap manusia, sehingga memunculkan kebijaksanaan.
Berbicara soal pergolakan ide, tentu setiap manusia mempunya wacana dan pengetahuan yang berbeda, itu muncul karena banyak sebab, bisa karena lingkungan, buku yang dibaca, ataupun zaman yang terlampau jauh, bisa jadi karena letak geografis yang tak berhubungan. Latar belakang itu akan menciptakan sebuah keadaan yang kemudian menjadi kebiasaan seseorang dan membudaya ujung-ujungnya menjadi karekter. Manusia yang hidup di Hutan, tentu akan lebih akrab dengan dunia yang liar, buas, memerlukan fisik yang lebih. Berbeda dengan orang yang hidup dalam kawasan urban, elit tentu mereka lebih banyak mengaplikasikan hidupnya dengan teori-teori yang diperoleh dari pendidikan, tentu karena mereka lebih dulu mengenal bahasa dan budaya.
Kemudian apa yang akan aku tulis di kompasiana ini? yang aku tau hanya, aku bisa berbagi kepada teman-teman, saya rasa media ini efektif karena menggunakan media tulis. Menulis adalah pekerjaan untuk keabadia, kata Pak Pram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H