Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Yudi S

#Ngopi-isme

Surabi Telor Oncom Ibu Cicih, Kuliner Tempo Dulu dari Kota Tasikmalaya

Diperbarui: 1 April 2018   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabi Telor Oncom Ibu Cicih, terletak tepat di pertigaan Jl. Cihideung Balong, Kota Tasikmalaya (Dokpri).

Hari minggu merupakan momen yang tepat untuk merelaksasikan total pikiran dan tenaga setelah lelah bergelut dengan aktivitas rutinnya selama satu minggu penuh. Mengawali minggu pagi paling pas melakukan aktivitas yang menyehatkan tubuh, yaitu dengan berolahraga salah satunya dengan jogging di Car Free Day (CFD). Untuk lokasi CFD di Kota Tasikmalaya sendiri di Jl. KH.Z. Mustafa.

Setiap hari minggu, Jl. KH.Z. Mustafa selalu dipenuhi oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan asal daerah. Berbagai macam pedagang kaki lima selalu hadir di pinggir sepanjang jalan untuk menyapa para pejalan kaki. Tampak beberapa komunitas berkumpul di titik-titik tertentu di sepanjang Jl. KH.Z. Mustafa dan beberapa diantaranya berhasil menarik perhatian warga dengan menunjukkan kebolehannya.

Suasana hari minggu di siang hari di jalanan Kota Tasikmalaya sudah mulai sepi CFD (Dokpri).

Setelah puas joging sepanjang jalan KH.Z. Mustafa, energi banyak yang terkuras dan perut mulai memberontak, saya memutuskan untuk mencari makanan yang murah dan enak. Targetnya adalah makanan karuhun (tradisional). Sayangnya di Jl. KH.Z. Mustafa, saya tidak menemukan pedagang kaki lima yang menjajakan makanan tempo dulu karena waktu telah beranjak siang. Akhirnya dipilihlah jalan terdekat, yaitu Jl. Cihideung Balong.

Beberapa menit berjalan kaki, akhirnya saya mendapati pedagang kaki lima yang menjajakan kuliner tradisional, kuliner itu bernama Surabi Telor Oncom. Proses memasaknya masih dengan cara tradisional, yaitu dengan menggunakan tungku. Penjual Surabi Telor Oncom ialah Ibu Cicih. Saking penasarannya, Saya menyempatkan mampir dan memesan beberapa buah surabi untuk menyicipi kelezatan makanan tempo dulu. Satu Surabi dihargai Rp. 1000,-. Tidak hanya Surabi yang dihidangkan, berbagai macam kue dan gorengan pun menjadi menu makanan di kedai sederhana milik Ibu Cicih yang terletak tepat di pertigaan jalan Cihideung Balong.

Ibu Cicih sedang melayani pembelinya (Dokpri).

Mungkin beberapa dari kita mengenal makanan ini dengan varian rasa, namun beda lagi dengan Surabi legendaris yang satu ini. Cita rasanya yang khas masih terjaga sejak era 80-an, Tasikmalaya tempo dulu. 

Sapaan Ibu Cicih yang ramah membuat para pelanggannya selalu mampir dikedainya. Beberapa supir angkot yang melewati kedainya selalu memesan surabinya, bahkan ada angkot yang sengaja ngetem tepat di sampingnya untuk beristirahat di kedainya. Sambil menikmati Surabi dan segelas teh hangat, Ibu Cicih menceritakan sedikit tentang Surabinya. Dinamai Surabi Telor Oncom karena bahan utama surabi terbuat dari telur dan dihidangkan bersama sambal oncom. Ibu Cicih mengatakan dirinya telah berjualan Surabi sejak Gunung Galunggung Meletus.

Surabi Telor Oncom (Dokpri).

Surabi Telor Oncom Ibu Cicih buka setiap hari, dari pagi hingga pukul 11.00 wib. Dari berjualan Surabi, Ibu Cicih mampu membesarkan kelima anaknya. Dua buah surabi telah habis, saya mengambi gorengan 1 gehu dan 1 bala-bala serta 1 donat sebagai makanan penutup, kebetulan saat berangakat CFD belum sarapan. Melihat Ibu Cicih dengan cekatan membuat adonan Surabi dan memasak Surabi ke dalam tungku yang ada didepannya. Meski berjualan sendiri, Ibu Cicih tetap semangat dan ekstra melayani pembelinya.

Tiba pada tegukan terakhir, saatnya saya untuk berpamitan kepada Ibu Cicih. Saya hanya membayar 5000 untuk kue dan surabi yang dipesan. Perjalanan selanjutnya menuju ke mesjid agung Tasikmalaya untuk mengambil motor yang terparkir dihalamannya, kemudian bergegas kembali pulang ke rumah. 

Bila Anda mendatangi atau sekedar mampir di Kota Tasikmalaya, Surabi Telor Oncom Ibu Cicih dapat menjadi pilihan utama bagi Anda yang hobi berburu wisata kuliner tempo dulu dan penikmat makanan tradisional bila berkunjung Ke Kota Tasikmalaya. Harga yang sangat murah dapat dijangkau oleh semua kalangan. Catatan Sang pecinta makanan tempo dulu di Kota Santri. Secarik kisah surabi dari Kota Tasikmalaya.

Tasikmalaya, 1 April 2018

          Salam Hangat,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline