Tips Diterima Kuliah di Luar Negeri.
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kiriman emailnya. Semoga jawaban yang saya tuliskan di bawah ini bisa sedikit menginspirasi anda untu segera mendapatkan kampus di luar negeri. Mohon maaf juga jika jawaban yang saya berikan sangat lama, karena saya menulis atau menjawab email hanya saat-saat tertentu saja.
Nita adalah orang yang kesekian kalinya yang memberikan respon terhadap tulisan saya di kompasiana. Sebenarnya banyak yang memberikan respon tentang tulisan saya di kompasiana yang berjudul ‘Orang bodoh Kuliah di Australia’, namun karena sebagian besar sudah saya jawab langsung di halaman kompasiana. Di samping itu, umumnya pertanyaan mereka juga hampir sama, sehingga saya anggap tidak perlu menuliskan secara khusus.
Saya merasa perlu menjawab dan menuliskan jawaban email ini secara panjang lebar karena kebetulan ada beberapa orang yang menanyakan tentang hal yang sama. Itu sebabnya jawaban yang saya tuliskan sebagai respon atas pertanyaan saudari Nita Lestari saya harapkan bisa memberikan jawaban kepada yang lainnya juga kepada pembaca secara umum.
Saya sangat bersyukur dengan adanya respon-respon dari pembaca tentang tulisan saya di kompasiana. Karena dengan pertanyaan-pertanyaan itu, kebiasaan saya menulis akan tetap terjaga, meskipun saya pun harus tahu diri bahwa tugas utama saya saat ini adalah menyelesaikan disertasi saya. Di sisi lain menanggapi berbagai pertanyaan di medsos adalah bagian dari hiburan sekaligus motivasi buat saya untuk selalu berjuang di jalur yang saat ini saya tempuh. Mengingat menjadi mahasiswa program Doktor bukanlah hal yang mudah apalagi di negara yang berbeda segala-galanya. Kedisiplinan membagi waktu dan aktivitas adalah kunci keberhasilan kita. Mohon doanya semoga saya bisa menyelesaikan tugas saya tepat waktu. Semoga….!
Langsung pada jawaban pertanyaa....!
Sebenarnya saya tidak memiliki tips khusus dalam mempersiapkan diri kuliah di luar negeri mengingat kemampuan saya yang sangat terbatas. Bahkan pernah saya sampaikan bahwa tujuan utama saya kuliah bukanlah di Australia, tetapi di Malaysia. Alasan utama tentu karena kemampuan Bahasa Inggris saya yang pas-pasan (alia pas bisa hehehe). Jika di level-kan mungkin tingkat Bahasa Inggris saya masih level anak SD, alias elementary. Pasalnya nama-nama hari saja saya tidak hafal jika disuruh menyebutkan dalam Bahasa Inggris. Sebagai contoh saya masih sering bingung membedakan antara hari Selasa dengan hari Kamis (yang saya hafal hanya Sunday dan Saturday karena weekend hehehe..).
Bagi saya, hal paling penting yang perlu kita ingat adalah meluruskan niat dalam belajar. Bagi saya belajar adalah upaya kita meningkatkan kemampuan kita agar lebih baik. Meningkatkan diri dari ketidaktahuan menjadi tahu dan akhirnya bisa mengaplikasikan pengetahuan dan ilmu yang sudah kita dapatkan.
Jadi menuntut ilmu bukan semata-mata agar bisa bekerja dan mendapat posisi yang mendatangkan uang. Lebih tragis lagi jika kita niat kuliah agar kita dianggap hebat… Hal ini penting karena jika kita salah niat maka kita akan kesulitan dalam banyak hal. Buktinya banyak yang lebih pintar tetapi sering kesulitan dalam mendapatkan kesempatan di berbagai hal. Itulah sebabnya memperbaiki niat dalam belajar adalah hal paling fundamental yang pelu kita lakukan dalam diri kita.
Setelah memperbaiki masalah niat, hal kedua yang perlu kita tahu adalah persoalan komitmen. Komitmen untuk terus belajar dan belajar adalah hal penting. Belajar menulis adalah langkah awal yang harus kita mulai sejak dini. Hal ini dikarenakan perkuliahan di luar negeri (khususnya di negara common wealth termasuk Australia) sangat menekankan kemandirian mahasiswanya. Kemandirian itu dilihat dari banyaknya tugas-tugas menulis khsususnya mahasiswa research. Kemampuan menulis adalah kemampuan komunikasi utama dalam menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Meskipun kemampuan berbicara juga penting, tetapi penilaian perkuliahan khsusnya mereka yang mengambil program research adalah kemampuan menulis.