Lihat ke Halaman Asli

Mencermati Visi Misi Calon Presiden 2014

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MENCERMATI VISI MISI CALON PRESIDEN 2014

Oleh

Wajiran, S.S., M.A.,

(Penerima Beasiswa Program PhD university of Tasmania-Australia &

Dosen Fakultas Sastra budaya dan Komunikasi UAD)

Setelah mendengarkan paparan visi dan misi calon presiden pemilu 2014, kita secara sekilas sudah bisa membedakan atau minimal memetakakan akan seperti apa pemerintahan kita lima tahun mendatang. Jumlah kandidat yang hanya dua calon memudahkan masyarakat untuk menentukan siapa yang akan mereka beri amanah tampuk kepemimpinan di negeri ini.

Pemaparan visi dan misi para calon presiden adalah kesepatan bagi masyarakat untuk mempelajari impian kedua calon presiden yang akan mengemudikan pemerintahan negeri ini. Itu sebabnya masyarakat yang akan menentukan pilihan harusnya mempelajari secara cermat dan seksama setiap detail visi misi yang diusung oleh para calon. Masyarakat juga harus bersikap kritis terhadap setiap rancangan program kerja yang diusulkan oleh setiap calon.

Mutu visi misi setiap calon dapat dilihat dari terobosan-terobosan yang akan diimplementasikan dalam pemerintahan 5 tahun mendatang. Setiap program kerja harus dicermati apakah benar-benar dapat diimplementasikan dan benar-benar subtansial untuk menyelesaikan persoalan besar bangsa ini. program kerja yang diusulkan bukan sekedar mengekor program presiden sebelumnya tanpa memiliki impian untuk melakukan perubahan sistem birokrasi yang terbukti tidak bisa menyelesaikan kebobrokan negeri ini.

Dalam kondisi bangsa yang seperti sekarang ini, pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang visioner, jujur, tegas dan adil. Empat kriteria ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, mengingat kondisi negera kita yang berada dalam ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Ancaman dari dalam terlihat dari lemahnya implementasi hukum, buruknya sistem berokrasi dan juga lemahkan kepemimpinan sebelumnya. Sedangkan ancaman dari luar berasal dari adanya pengerukan kekayaan sumberdaya alam perusahaan-perusahaan asing dengan sistem bagi hasil yang tidak transparan.

Keberadaan perusahaan asing yang memiliki kendali berlebih telah menjadi ancaman tersendiri. Rakyat sering menjadi korban kebijakan yang hanya menguntungkan pemilik modal dan segelintir penguasa di negeri ini. Itulah sebabnya dibutuhkan kepemimpinan yang tegas sekaligus memiliki keberpihakan terhadap rakyat kecil di negeri ini.

Disayangkan

Meskipun pemaparan visi misi yang ditayangkan secara langsung oleh beberapa televisi nasional, namun nampaknya tidak semua masyarakat antusias dengan pemaparan visi misi para calon presiden. Mengingat budaya masyarakat negeri ini masih sangat kultural, kekuatan kharisma atau figur seseorang masih sangat mendominasi. Masyarakat negeri ini mayoritas sering tidak memandang seberapa bagus visi misi program kerja seorang calon pemimpin tetapi lebih banyak pada memilih figur. Figur yang teduh dan berwibawa sering mereka anggap dapat menyelamatkan mereka dari persoalan besar bangsa ini karena mereka hanya menginginkan ketenangan dan kedamaian tanpa memikirkan bagaimana seharusnya seorang pemimpin yang bisa membawa pada kemajuan sebuah negara yang besar.

Ada sebuah keterbelakangan atau pemutarbalikan pola pikir masyarakat bangsa ini. Dibandingkan dengan negara-negara maju seorang pemimpin dipilih berdasar pada rasionalitas visi dan misi. Tetapi sebaliknya, di negeri ini seorang calon pemimpin yang visioner justru sering dianggap terlalu ambisius sehiiinggaaa masyarakat menganggap bukan kriteria pemimpin yang baik.

Kembali pada dua calon presiden kita kali ini, nampaknya dua kubu model kepemimpinan Prabowo dan Jokowi merepresentasikan pola atau karakteristik yang berbeda. Prabowo merepresentasikan sebagai calon presiden dengan visi dan misi yang sangat visioner, sedangkan Joko Widodo sebaliknya. Joko Widodo nampaknya lebih memilih mencari aman dengan tidak mengumbar harapan dan impian bagi masyarakat bangsa ini. Dia terlalu berhati-hati dalam setiap statement meskipun tidak jarang dia pun sering terpelesat pada pernyataan-pernyataan yang justru menjebak dirinya sendiri.

Kita berharap siapapun yang menerima amanah kepemimpinan akan benar-benar menepati janji mereka kepada masyarakat. Sehingga bangsa ini akan segera keluar dari kemelut kebobrokan bangsa ini. Tanpa kepemimpinan yang jujur, tegas dan adil negeri ini akan semakin terpuruk dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Wallahua’lam bishawab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline