Tipografi Angka: Dan Asumsi Bahasa Logis Dan Non-Logis
re-source picture. vektor kades
Pendahuluan.
Tipografi angka, sebuah aspek khusus dalam desain tipografi, memiliki peran unik dalam representasi visual informasi numerik. Namun, di balik bentuk-bentuk yang tampaknya objektif ini, terdapat asumsi-asumsi bahasa yang kompleks, baik yang bersifat logis maupun non-logis. Esai ini akan mengeksplorasi hubungan antara tipografi angka dengan asumsi-asumsi bahasa tersebut, serta implikasinya terhadap pemahaman dan interpretasi informasi numerik.
Tipografi Angka: Bentuk dan Fungsi
Tipografi angka memiliki beberapa karakteristik unik:
1. **Lining Figures**: Angka yang sejajar dengan huruf kapital, sering digunakan dalam teks formal.
2. **Old-Style Figures**: Angka dengan ascender dan descender, memberikan kesan lebih organik.
3. **Tabular Figures**: Angka dengan lebar yang sama, ideal untuk tabel dan data finansial.
4. **Proportional Figures**: Angka dengan lebar yang bervariasi, lebih natural dalam teks.
Pemilihan gaya tipografi angka ini tidak hanya mempengaruhi estetika, tetapi juga cara informasi numerik dipersepsi dan diinterpretasi.
Asumsi Bahasa Logis dalam Tipografi Angka
Tipografi angka sering diasumsikan mewakili bahasa yang logis dan objektif:
1. **Presisi**: Bentuk angka yang jelas dan terukur menyiratkan akurasi dan ketepatan.
2. **Universalitas**: Sistem angka Arab dianggap universal dan bebas dari ambiguitas linguistik.
3. **Kuantifikasi**: Angka memungkinkan kuantifikasi yang eksak, mendukung pemikiran logis dan analitis.
Asumsi-asumsi ini memperkuat persepsi bahwa informasi numerik bersifat objektif dan bebas dari bias interpretasi.
Asumsi Bahasa Non-Logis dalam Tipografi Angka.
Namun, tipografi angka juga mengandung asumsi bahasa non-logis: