Lihat ke Halaman Asli

Parodi Teledrama Masyarakat Terbuka & Properti Sosial (Karl Popper,1945)

Diperbarui: 16 Agustus 2024   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://mstdn.social/@ZhiZhu/109489905867215510

Toleransi Karl Popper:

- Parodi Teledrama Masyarakat Terbuka & Properti Sosial.

                                                                                                          sumber. gambar. mstdn.social

                                                                                                                       

Paradoks Toleransi Popper.

Karl Popper, seorang filsuf abad ke-20 yang berpengaruh, mengemukakan konsep paradoks toleransi dalam bukunya "The Open Society and Its Enemies" (1945). Konsep ini tidak hanya membahas toleransi itu sendiri, tetapi juga menyentuh inti dari visi Popper tentang masyarakat terbuka dan implikasinya terhadap properti sosial. Esai ini akan mengeksplorasi bagaimana paradoks toleransi Popper menjadi semacam "parodi teledrama" dalam konteks masyarakat terbuka dan properti sosial. Popper berpendapat bahwa toleransi tanpa batas dapat mengancam keberadaan toleransi itu sendiri. Paradoksnya terletak pada kenyataan bahwa untuk mempertahankan masyarakat yang toleran, kita harus tidak mentolerir intoleransi. Ini menciptakan situasi yang hampir seperti parodi, di mana prinsip toleransi harus dilanggar untuk melindungi toleransi itu sendiri.

Masyarakat Terbuka: Panggung Utama Drama Toleransi
Konsep masyarakat terbuka Popper menjadi latar belakang di mana drama toleransi ini berlangsung. Masyarakat terbuka, yang dicirikan oleh kebebasan berpikir, demokrasi, dan pertukaran ide yang bebas, menjadi arena di mana toleransi diuji dan diperdebatkan. Namun, ketika intoleransi mengancam, masyarakat terbuka ini berisiko menjadi tertutup dalam upaya untuk melindungi dirinya sendiri.  Properti sosial, atau gagasan bahwa beberapa sumber daya dan institusi harus dimiliki dan dikelola bersama oleh masyarakat, juga memainkan peran dalam drama toleransi ini. Bagaimana masyarakat yang toleran mengelola properti sosial ketika berhadapan dengan elemen-elemen intoleran? Apakah ada risiko bahwa upaya untuk melindungi properti sosial dari penyalahgunaan oleh kelompok intoleran justru dapat mengubah sifat dasar dari properti sosial itu sendiri?

Parodi Teledrama: Ketika Toleransi Menjadi Absurd
Situasi yang muncul dari paradoks toleransi Popper sering kali tampak absurd, mirip dengan plot teledrama yang berlebihan. Masyarakat yang mengaku toleran mungkin menemukan diri mereka dalam posisi harus bertindak secara intoleran. Institusi yang dirancang untuk melindungi kebebasan mungkin harus membatasi kebebasan tersebut. Properti sosial yang dimaksudkan untuk manfaat bersama mungkin harus diproteksi dari sebagian anggota masyarakat itu sendiri. Hal, paradoks dalam Paradoks toleransi Popper, ketika dilihat dalam konteks masyarakat terbuka dan properti sosial, memang menciptakan semacam parodi teledrama. Namun, di balik absurditas aparennya, terdapat pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang bagaimana masyarakat harus menyeimbangkan prinsip-prinsip yang tampaknya bertentangan. Tantangannya adalah menavigasi drama ini tanpa kehilangan esensi dari toleransi, keterbukaan, dan keadilan sosial yang kita perjuangkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline