Lihat ke Halaman Asli

Seinsvergessenheit & Sesoanal Afektif

Diperbarui: 16 Juli 2024   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seinsvergessenheit & Seseonal Afektif.

Dan,
musim itu bukanlah bakteri sayang
tapi, afeksi perasaanmu -
seperti terinfeksi oleh bakteri
bergerak menuju romantisme -
di bibir kenangan, terenyuh pada bising klise
daun yang me-layu, menyanyikan mustika atau;
beberpa bait fatwa pujangga

kala ombak tepi pantai hatimu gemuruh
menyahuti lisan gemerisih air laut
menyapu haluan kata-kata yang di ukir jari-jari lentikmu

"kemana?" Kemana?" : namamu yang aku ukir di atas pasir
itu, kemana?"

:
musim membuatmu rapuh serupa kapur yang terkikis
oleh erupsi papan hitam itu;
lelah terlelap mengantar imajinasi gelap
dan kesadaran kematian,
membawamu dalam kesadaran simbolis belaka
Seinsvergessenheit (engkau melupakan segala Ada) -
sementara hujan belum pergi;

dan terang hari pagi telah terbit di bibir langit
mengecup hangat kesedihan.

Selasa 16/07/2024.
A.W.al-faiz.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline