# Iklan Moral dan Ketergantungan Akal: Analisis Kritis terhadap Filsafat Moral Kontemporer
## Abstrak
Artikel ini mengkaji konsep "iklan moral" dan fenomena ketergantungan berlebihan pada akal dalam penentuan moralitas. Melalui analisis literatur dan pemikiran filosofis, studi ini mengeksplorasi kritik terhadap pendekatan rasionalistik dalam etika, dengan fokus khusus pada pemikiran Imam Al-Ghazali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan eksklusif pada akal dalam moral dapat mengabaikan dimensi penting seperti intuisi, emosi, dan nilai-nilai spiritual. Studi ini menyimpulkan perlunya pendekatan holistik dalam etika yang mempertimbangkan berbagai sumber pengetahuan moral.
## 1. Pendahuluan
Dalam diskursus etika kontemporer, terdapat kecenderungan untuk mengandalkan argumen rasional dan logis dalam menjustifikasi prinsip-prinsip moral. Fenomena ini, yang dapat disebut sebagai "iklan moral", mencerminkan kepercayaan bahwa moralitas dapat sepenuhnya dijelaskan dan dipromosikan melalui penalaran logis (Taylor, 2018). Namun, pendekatan ini telah menghadapi kritik dari berbagai pemikir, termasuk filsuf Muslim klasik seperti Imam Al-Ghazali.
Artikel ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis konsep "iklan moral" dalam konteks filsafat etika.
2. Mengeksplorasi kritik terhadap ketergantungan berlebihan pada akal dalam penentuan moralitas.
3. Mengevaluasi relevansi pemikiran Al-Ghazali dalam diskursus etika kontemporer.
## 2. Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode analisis literatur dan hermeneutika filosofis. Sumber primer meliputi karya-karya Al-Ghazali, khususnya "Tahafut al-Falasifah", serta literatur filosofis kontemporer tentang etika dan epistemologi moral. Analisis dilakukan dengan membandingkan argumen-argumen kunci dan mengidentifikasi tema-tema utama dalam perdebatan tentang peran akal dalam moralitas.
## 3. Hasil dan Pembahasan
### 3.1 Konsep "Iklan Moral"