Hujan.
Siapa dia?
Yang setia menanti hujan
Menunggu kehadirannya
Membasahi lekuk jalan di jalan kota
Dengan surat mendung hari di hati sang gadis
Dia datang bersama dingin
Dan gigil rindu di tepi sebuah bangunan
Genangan kenangan
Yang mengingat terik pada kemarau
Kala itu mungkin engkau tahu
- aku tidak hanya bodoh
Sebab, suatu hal
Sepi ini telah mengingkari batinku
Dan hatimu yang lucu
Berbagai senyum kasih rindu
Layar di samudera lautan yang elegi
Kekasihku, ada ihwal hal yang telah mustahal
Diantara kita dan dinyana rayu
Kekasihku, yang lucu;
Ada amal dari cinta kita yang telah isti'mal
Tentu, saja tiada upaya, membasuh wudhu'mu
Dengan air yang telah terpakai di jalan kerinduanku
Terhantarlah, pada lapang tanah lapang di bawah hujan
Dan kuyup kenangan dan kisah yang sebentar;
Serta tarianmu di bawah siraman air hujan.
28/06/2024.
BL. (Awe).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H