Lihat ke Halaman Asli

Hujan

Diperbarui: 28 Juni 2024   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan.

Siapa dia?
Yang setia menanti hujan
Menunggu kehadirannya
Membasahi lekuk jalan di jalan kota
Dengan surat mendung hari di hati sang gadis
Dia datang bersama dingin

Dan gigil rindu di tepi sebuah bangunan
Genangan kenangan
Yang mengingat terik pada kemarau
Kala itu mungkin engkau tahu
- aku tidak hanya bodoh

Sebab, suatu hal
Sepi ini telah mengingkari batinku
Dan hatimu yang lucu
Berbagai senyum kasih rindu
Layar di samudera lautan yang elegi

Kekasihku, ada ihwal hal yang telah mustahal
Diantara kita dan dinyana rayu
Kekasihku, yang lucu;

Ada amal dari cinta kita yang telah isti'mal
Tentu, saja tiada upaya, membasuh wudhu'mu
Dengan air yang telah terpakai di jalan kerinduanku
Terhantarlah, pada lapang tanah lapang di bawah hujan
Dan kuyup kenangan dan kisah yang sebentar;
 Serta tarianmu di bawah siraman air hujan.

28/06/2024.
BL. (Awe).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline