Lihat ke Halaman Asli

1.

Diperbarui: 5 Maret 2024   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1.


Dan, ada lentik ranting di bukit itu;
Yang pernah satu menjadi tunas jari manisku dan manismu

Pada bukit lainnya di suatu selat yang air lautnya menyebrangkan semilir namamu
Mengkait dengung lebah lembah di telingaku
Kulihat di hamparan bukit di pekarangan rumahmu

Dan:
Yang terkubur mungkin mimpi bagimu

Tapi tidak segunduk tanah kubur;
Namun,
ranting itu bagiku pada wajah silam
Wajahmu yang dahulu
Dengan tujuh rupa kembang
Di bukit barisan yang menghiasi warna ranting
Yang menyatukan kepergian
Jari manisku dan jari manismu

Ada suatu firasat;
Di selat itu di bukit yang lain;
Gadis yang berdiri itu
Adalah dirimu yang kembali mekar
Pada panorama pulau
Di balik gunung Bromo

Yang menguburkan nama lain namamu
Dalam ingatan di lain waktu di masa dahulu

Sekarang ini kenapa selempang
Batik menjadi tabir bahumu yang dahulu
Lebam di akar kayu mahoni
Di tanah Kembahang.

5/3/2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline