Pada Sudut Rendah Saat Udara Begitu Padat Di Nafasmu.
- buat, Butet K.
Cerpen.
Sejenak lekuk, dan arti dari hal yang biasa itu, aku mulai menyadari aku mengalami sakit di ujung jari karena intensitas nada. Senar Piramida dari batu pemakaman benak waktu para fi'aun.
Pada malam sunyi itu, lagu itu dari suara sang penyanyinya, terasa suatu pemahaman dari pengartian tentang sesuatu yang begitu padat suaranya di lamunanku, semakin terasa bahwa ada sesuatu yang jelas dalam amsal hidup sebagai dalam refleksi dan kontemplasi ruang. Namun, hal terburuk adalah suatu kondisi ketika seseorang justru di serang perasaan tersebut, atau ketika seseorang merasakan suatu akhir dari masa berdo'a. Dan memandang diri pada sudut siklus, akan suatu pemahaman yang terbaik.
"Aku telah paham, akan hal ini sejak semula!" Kata Ordi Van Zaki.
Ayah, Ordi mengilhami namanya dari sebutan Paris Van Java dalam isue kebudayaan di masa muda dirinya. Dan menjual laris tanah, keluarga tanpa tersisa, bahkan yang tidak menjadi miliknya yang diwariskan oleh kedua nasab terutama dari ayah yang bernama Robi al Badalah, seorang pembantu kepala seorang lurah, atau kepala desa, di balai desa Madin. Sebagai penebusan atas semua itu, kemudian dia menamakan Ordi sebagai Van Zaki. Sebuah sisi kecerdikan karakter mafia dalam film, yang mendudukan julukan Pablo kepada pemimpin mereka.
Bagi Ordi kebingungan dan kegamangan keyakinannya, adalah suatu ayat bahwa, seseorang masih dapat konsisten di dunia yang nyata. Secara konsistensi akan keberadaan proses. Dan sekilas pada saat pertama kali bertemu dengan Butet, melihat kemiripan akan suatu kenyataan imajinasi benaknya sendiri, yang terjadi sebelumnya. Yang itu adalah khayali mungkin, azali, yang tiba-tiba, tanpa awal dan akhir, di dalam mimpi. Namun, yang terindah dari mimpi, ialah engkau boleh memilih itu untuk menjadi realitas atau tidak menjadi realitas dari perjalanan hidupmu.
Ordi mengkhayal, dalam kalkulasi pwristiwa cintanya yang pernah terpuruk. Sebagai perasaan yang di anggapnya sebagai emosi yang buruk.
Sementara, dia melihat Avelia masuk dari pintu - yang seksama, untuk mengambil kehormatannya di sana. Dia telah mengikhlaskan penderitaannya pada suatu ruang kamar dengan seorang lesbian dari jarak yang mundur di pantai utara Sanur sebagai asal muasal dirinya. Dan, berkata,
"Aku menyukai kamar mandi untuk membuang segala sesuatu yang berharga dari diriku!" Sehingga, Ordi berpikir bahwa, tak ada di waktu sebelumnya, bertemu dengan seseorang itu, yang begitu bodohnya.