Lihat ke Halaman Asli

Keberlanjutan Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 18 Oktober 2024   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Kurikulum Merdeka di Indonesia diperkenalkan sebagai respons terhadap kebutuhan pendidikan yang lebih fleksibel dan relevan dengan konteks kehidupan peserta didik. Kurikulum ini merupakan sebuah inovasi besar dalam dunia pendidikan Indonesia. Konsepnya yang fleksibel dan berpusat pada peserta didik memang menjanjikan banyak hal positif. Namun, seperti halnya inovasi lainnya, Kurikulum Merdeka juga memiliki tantangan dan perlu dikaji secara mendalam. Dalam kesempatan ini, saya mencoba memberikan tinjuan singkat plus dan minus dari keberlanjutan Kurikulum Merdeka.

Plus (Kelebihan) Kurikulum Merdeka

  • Fleksibilitas

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan yang lebih besar bagi sekolah dan guru dalam merancang pembelajaran. Sekolah dan guru diberikan keleluasaan menyesuaikan metode dan materi pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini memungkinkan adaptasi yang lebih baik terhadap kebutuhan dan karakteristik masing-masing peserta didik atau memungkinkan pendekatan yang lebih individual.

  • Berpusat pada peserta didik

Kurikulum ini mendorong pembelajaran yang lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik, dengan memberikan ruang bagi mereka untuk mengembangkan minat dan bakat. Kurikulum ini    memberikan kesempatan bagi peserta didik lebih terlibat dalam proses pembelajaran, mendorong rasa tanggung jawab dan kepemilikan atas pendidikan mereka. Ini juga dapat meningkatkan motivasi belajar.

  • Pengembangan kompetensi abad 21

Kurikulum Merdeka fokus pada pengembangan karakter dan keterampilan abad 21, seperti kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah, yang sangat penting dalam dunia kerja saat ini. Kurikulum ini lebih menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi yang sangat dibutuhkan di era digital.  

  • Relevansi Konteks Lokal

Kurikulum Merdeka memungkinkan sekolah untuk mengintegrasikan konten yang relevan dengan budaya dan kebutuhan lokal, sehingga pendidikan menjadi lebih bermakna bagi siswa.

  • Merdeka belajar

Konsep ini memberikan otonomi yang lebih besar bagi guru dalam memilih metode, media, dan sumber belajar yang sesuai.

  • Peningkatan kualitas guru

Pelatihan guru yang lebih terfokus pada pendekatan pedagogis inovatif, memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang dan meningkatkan kualitas pengajaran.

Minus (Kekurangan) dan Tantangan Keberlanjutan

  • Kesulitan implementasi

Perubahan kurikulum yang cukup signifikan membutuhkan waktu dan persiapan yang matang. Tidak semua sekolah dan guru siap dengan perubahan ini. Selain itu, adanya variasi dalam pemahaman dan implementasi Kurikulum Merdeka di antara guru dan sekolah dapat mengakibatkan ketidakmerataan kualitas pendidikan, tergantung pada kemampuan masing-masing guru.

  • Kurangnya kesiapan infrastruktur

Beberapa sekolah, terutama di daerah terpencil, mungkin belum memiliki fasilitas dan sumber daya (nfrastruktur) yang memadai untuk mendukung atau menerapkan Kurikulum Merdeka secara efektif.

  • Standar mutu yang beragam

Kebebasan yang diberikan dalam Kurikulum Merdeka berpotensi menghasilkan kualitas pembelajaran yang tidak merata antar sekolah.

  • Beban kerja guru meningkat

Dengan fleksibilitas yang diberikan, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merancang pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan beban kerja mereka.   Artinya, implementasi kurikulum yang lebih fleksibel bisa memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga untuk perencanaan, yang bisa menjadi beban tambahan bagi guru yang sudah sibuk.

  • Penilaian dan evaluasi

Tantangan dalam menentukan metode penilaian yang tepat dan objektif untuk mengevaluasi pencapaian siswa dalam konteks kurikulum yang lebih fleksibel.

  • Perubahan paradigma

Peralihan dari kurikulum tradisional ke Kurikulum Merdeka membutuhkan perubahan paradigma yang tidak selalu mudah. Guru, siswa, dan orang tua mungkin memerlukan waktu yang cukup untuk beradaptasi.

  • Kurangnya kajian mendalam

Meskipun sudah banyak penelitian dilakukan, namun kajian tentang dampak jangka panjang Kurikulum Merdeka masih terbatas.

  • Perlu dukungan yang berkelanjutan

Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat.

Rekomendasi untuk Keberlanjutan

  • Peningkatan kapasitas guru

Perlu dilakukan pelatihan yang lebih merata, intensif dan berkelanjutan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.

  • Penyediaan sumber daya yang memadai

Pemerintah perlu memastikan ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup untuk mendukung implementasi kurikulum ini, terutama di daerah terpencil.

  • Evaluasi yang berkelanjutan

Perlu dilakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitas Kurikulum Merdeka dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

  • Kolaborasi lintas sektor

Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah, sekolah, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

  • Pengembangan kurikulum yang inklusif

Kurikulum Merdeka perlu terus dikembangkan agar dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik dengan berbagai latar belakang dan kemampuan.

Kesimpulan

Kurikulum Merdeka merupakan langkah maju dalam reformasi pendidikan di Indonesia. Keberlanjutan Kurikulum Merdeka menawarkan peluang yang signifikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan fokus pada fleksibilitas dan relevansi. Namun, tantangan yang ada, seperti infrastruktur dan konsistensi implementasi, perlu diatasi agar kurikulum ini dapat memberikan manfaat secara merata. Keberlanjutan dan keberhasilan implementasinya membutuhkan upaya yang terus menerus dan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah, pelatihan bagi guru, serta pengembangan infrastruktur pendidikan menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan Kurikulum Merdeka. Dengan mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang yang terbuka, Kurikulum Merdeka dapat menjadi fondasi bagi terciptanya pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masa depan.

Jerowaru, 18 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline