Lihat ke Halaman Asli

Adat Sorong Serah Seharusnya Merasa Senang Tapi Menyebabkan Suatu Kecewaan

Diperbarui: 10 Mei 2016   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ungga banjoe

Sorong serah di Dusun Tunak Malang, Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah.

Sorong serah dilakukan pada saat nyongkolan atau ngiring , sehingga sorong serah dialakukan sesuai dengan adat Desa Ungga , apabila tidak melakukan suatu pelaksanaan sorong serah oleh pempelai laki-laki ini pada saat nyongkolan maka keluarga pempelai wanita akan mendenda pada keluarga pempelai laki-laki. Tapi pada suatu pelaksanaan sorong serah pada sore minggu pukul 04:30 para peserta sorong serah dan para kiai dari keluarga mempelai perempuan merasa kecewa karena lama menunggu para anggota sorong serah dari pempelai laki-laki.

Sekaligus saya yang menjadi anggota sorong serah merasa kecewa menunggu para teman-teman berkumpul dan menunggu pemimpin sorong serah ini kita menunggu sampai 2 jam sehingga para keluarga pempelai wanita marah karena lama menunggu, sudah berapa kali dijemput oleh keluarga pempelai wanita supaya cepat di laksanakan sorong serah, tapi ada kendala sedikit mengenai kurang mantang untuk dipersiapkan oleh keluarga laki-laki sehingga terlambat untuk pergi sorong serah pada keluarga pempelai perempuan. 

Kemudian para anggota sorong serah ini merasa tersinggung dengan kemarahan dari keluarga perempuan dan para kiai, dengan suatu perkataannya. Tapi yang paling para anggota sorong serah ini tidak disalahkan, seharusnya dihargai bagaimana usaha para anggota sorong serah ini melakukan pelaksanaan dengan baik. Kemudian melihat adat yang masih kentel atau berlaku di Desa Ungga ini mengenai sorong serah pada saat pelaksanaan sorong serah.

Untuk kedepannya adat sorong serah ini berjalan dengan baik dan tidak ada kendala apapun untuk pelaksanaan sorong serah ini. Kemudian sorong serah tidak akan pernah pudar dari desa saya yang tercinta ini yaitu Desa Ungga walaupun melihat perkembangan globalisai pada zaman sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline