Lihat ke Halaman Asli

Pemberantasan Buta Aksara, Memerdekakan Bangsa dari Kebodohan

Diperbarui: 21 Maret 2016   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.paudni.kemdikbud.go.id"][/caption]Persoalan mendasar berkenaan dengan kemiskinan dank ke tidak keberdayaan masyarakat merupakan salah satu ketidak  tersentuhan pendidikan.  Deklarasi Dakkar berkenaan dengan pendidikan untuk semua (education for all). Semakin menguatkan dan memacu Negara-negara berkembang untuk berbuat dan berusaha menepati komitmennya dalam memberikan bahwa permasalahan di bidang pendidikan baik di Indonesia maupun di kawasan Asia Pasifik lainnya adalah jumlah angka buta aksara yang masih besar.

Sehubungan dengan itu, pertemuan Dakkar di Senegel tahun 2000 (UNESCO) dengan tema “pendidikan untuk semua”, menekankan komitmen atas pokok-pokok tersebut, yaitu sebagai berikut:

1.      Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawat dan kurang beruntung.

Pendidikan merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebuah Negara, jika ingin maju di bidang pembangunan ekonomi. Tidak ada Negara yang maju perekonomiannya hanya berdasarkan kekayaan alam. Negara harus berinvestasi pada manusia karena manusia biasa selalu di perbaharui (renewed).

2.      Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk minoritas etnik, mempunyai akses dan menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas baik.

3.      Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manus muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup (life skills) yang sesuai.

4.      Mencapai perbaikan 50% pada tingkat kenirak saran orang dewasa menjelang tahun 2015, bagi semua orang dewasa.

5.      Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah menjelang tahun 2005 dan mencapai persamaan gender dalam pendidikan menjelang tahun 2015 dengan suatu focus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang baik.

6.      Memperbaiki semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulannya, sehingga hasil-hasil belajar yang diakui dan terukur dapat  diraih oleh semua, terutama dalam keaksaraan, angka dan kecakapan hidup (lifes skills) yang penting.

Upaya yang dilakukan untuk menangani persoalan pendidikan khususnya (illiteracy) atau buta aksara adalah di selenggarakannya program pendidikan keaksaraan fungsional (KF). Program   ini dianggap strategis dan harus menjadi gerakan nasional yang perlu dikampanyekan secara menyeluruh dengan beberapa alasan aktual, yaitu:

1.      Merupakan salah satu unsur utama yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline