Lihat ke Halaman Asli

Malaysia dan Indonesia Part I

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

To my Indonesian friends, I come in peace. Kindly refrain yourself from making inflammatory remarks/using profanities in your comments. Constructive criticisms in Bahasa/English are more than welcome...Thanks!)

(The following letter was published on TheMalaysianInsider news portal a couple of months ago)

*************************************************************************

Malaysia and Indonesia

I would like to start this letter with a handful of comments posted on one of the daily news portals in Indonesia (I personally do not think they need any translations):

putra merah putih @ Jumat, 28 Agustus 2009 | 22:59 WIB kata bung Tomo dulu, selama darah orang Indonesia masih bisa membuat kain putih menjadi merah dan putih tidak ada kata menyerah kepada siapaun apalahi pada bangsa rendah dan gak mutu kaya malingsia itu. satu kata aza PERANG.... PERANG

andy @ Jumat, 28 Agustus 2009 | 22:30 WIB walah di malay juga produk buatan indonesia semua mereka mana bisa bikin gimana bisa bikin jumlah penduduk nya aja kalah banyak sama jakarta kita kencingin rame2x juga banjir malaysia hahahaha

firanda @ Jumat, 28 Agustus 2009 | 21:43 WIB ayo... bangsa Inonesia bersatu bikin Malingsia jadikan PROPENSI RI YG BARU MENGGANTIKAN TIMOR TIMUR, MERDEKA

Adib @ Jumat, 28 Agustus 2009 | 21:22 WIB Udah PERANGIN aja tuch Malaysia,brani bgt ngelecehin lagu kebangsaan Indonesia

eksan @ Jumat, 28 Agustus 2009 | 21:11 WIB Kita harus berpikir ulang untuk menjalin hubungan baik dengan Malay..bisa kita lihat mulai dari individu,institusi,dan pemerintahnya jelas tidak ada niat baik yang kita tangkap..mulai dari siksaan TKI, merebut kebudayaan dan lagu2 kita..juga ada sinyalemen Noordin M Top kiriman mereka juga..PR besar untuk para Diplomat, Deplu, Dubes dan semua elemen masyarakat..

These are only a few deprecating, not to mention extremely provocative comments written about our country on the news portals. By the time I finished writing this letter, thousands more could have been posted. Mind you this is only from one Indonesian news portal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline