Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sulton Ghozali

sudah manis, senang menulis

Karya Sastra sebagai Kebutuhan Hidup Manusia: Sebuah Pengantar

Diperbarui: 6 November 2024   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dewasa ini, kehidupan manusia telah ditunjang oleh berbagai kemajuan ilmu pengetahuan yang cukup pesat hingga semakin mampu meningkatkan taraf masyarakat. Oleh karena itu, tidak jarang jika ilmu pengetahuan dianggap lebih penting dibandingkan hal-hal lainnya dalam kehidupan manusia. Padahal, manusia juga tetap membutuhkan hal-hal yang berkaitan dengan batinnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan berarti meminggirkan aspek lainnya, termasuk karya seni yang sering dianggap berlawanan. Seni menjadi media yang tetap dibutuhkan ketika posisinya semakin dipinggirkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu bentuknya adalah karya sastra.


Sejak dahulu, sastra menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia. Horatius mengungkapkan kepentingan sastra tersebut sebagai dulce et utile, yaitu indah dan berguna. Keindahan atau dulce yang dimaksud dalam karya sastra adalah kegunaannya dalam menghibur batin manusia. Sebagai bagian dari karya seni, sastra dapat menyentuh nurani manusia dengan beragam emosi yang dapat ditangkap oleh penikmatnya. Contoh paling sederhana dapat dilihat dalam karya drama dan teater. Karya drama dapat terbagi dalam genre komedi yang mengutamakan canda, tawa, dan kesan perasaan yang bahagia, sementara tragedi memberikan perasaan sedih dan haru terhadap penontonnya.

Kegunaan atau utile dalam karya sastra masih berhubungan dengan fungsi keindahannya. Emosi bahagia atau kesedihan tentu dihasilkan melalui alur cerita atau latar yang logis sehingga masih dapat ditangkap oleh manusia. Bentuk kegunaan yang dapat diambil dari karya sastra adalah pengajaran terhadap kehidupan itu sendiri. Pengajaran yang dapat diambil belum tentu berbentuk amanat seperti yang pernah diungkapkan oleh Sapardi Djoko Damono, tetapi bentuk realitas yang terhubung semu antara dunia dalam karya sastra dan kehidupan nyata. Oleh karena itu, fungsi kegunaan juga bergantung kepada sudut pandang pembaca dan kepekaannya terhadap nilai-nilai dalam kehidupan itu sendiri.

Beberapa sastrawan Indonesia juga mengutarakan pendapatnya tentang pentingnya posisi sastra dalam kehidupan manusia. Pramoedya Ananta Toer terkenal dengan salah satu kutipannya sebagai berikut.

"Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai." (Toer, dalam Bumi Manusia, 1980).

Bukan tanpa sebab, namun sastra memang melatih batin manusia, baik agar berempati, peduli terhadap lingkungan di sekitarnya, serta mempertahankan nilai-nilai yang membuat manusia lebih baik secara pikiran hingga perbuatan. Nilai-nilai kemanusiaan menjadi hal yang membedakan manusia dan lebih baik derajatnya dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Pada akhirnya, karya sastra masih menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia. Kemajuan peradaban melalui ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan berguna jika nilai-nilai dan nurani kemanusiaan menjadi dikesampingkan. Karya sastra memiliki kedudukan sebagai media ekspresi dan pemicu emosi melalui keindahan yang diungkapkannya. Di samping itu, sastra juga berguna sebagai pengajaran manusia melalui amanat dan hubungan realitas dengan kehidupan nyata. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjamin kehidupan secara fisik, tetapi seni dan karya sastra mempertahankan kehidupan batin manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline